Submitted by anakpatirsa on

Dua hari ini aku mengikuti sebuah seminar tentang konseling, aku tidak terlalu memperhatikan materi yang dibawakan, tetapi lamunanku buyar ketika pembicara berbicara tentang doa yang hanya menjadi alasan untuk mengusir seseorang.

Pembicara seminar ini bercerita tentang seorang ibu yang mendatangi pendetanya dengan sebuah masalah, pak pendeta sedang tidak mood untuk mendengarkan masalahnya, sehingga hanya berkata, "Mari kita doakan masalah ini bu!"

Mereka berdoa, si ibu pulang dan pak pendeta kembali dengan aktivitasnya.

Pembicara berkata, "Inilah contoh yang disebut memindahkan tanggung jawab kepada Tuhan."

Submitted by Priska on Thu, 2007-11-29 14:23
Permalink

Itu tandanya, si pendeta cerdas. Daripada pusing-pusing dengerin cerita orang, mendingan kasih ke Tuhan aja. Biar Tuhan yang denger. Ha ha ha... :)

Submitted by hai hai on Thu, 2007-11-29 14:34
Permalink

anak partisa, kamu nggak takut ditengking? Kamu sudah membuka rahasia profesi pendeta tuh. Karena tulisan kamu pak pendeta nggak bisa pake jurus itu lagi tuh.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Submitted by John Adisubrata on Fri, 2007-11-30 12:00

In reply to by pyokonna

Permalink

Wah, jangan sentimen ama pendeta laki-laki doang dong, Mbak. Yang perempuan juga ada kok yang seperti itu.

Hanya para wanita biasanya lebih pinter diplomasinya, lebih halus cara penyampaiannya, dan selalu tampak lebih menarik. Habis... belum apa-apa laki-laki khan sudah kalah tampang. He He He!

Syalom, 

John Adisubrata

Submitted by Pengunjung (not verified) on Thu, 2007-11-29 22:16
Permalink

ah, kamu ini cuma sekadar ngejar poin ya? mosting kok pendek begitu?