Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
7 Prinsip Dasar Membaca Alkitab
Alkitab adalah sebuah buku yang amat sangat luar biasa, sebuah buku diatas segala buku. Di dalamnya tersimpan perkataan dan rahasia Allah yang tersembunyi, terkunci dengan sempurna dan setiap perkataan tersebut tidak akan berlalu sebelum semuanya digenapi.
Karena Alkitab adalah buku yang sangat istimewa, maka untuk mengerti makna dan rahasia yang tersimpan di dalamnya memerlukan cara khusus yang sama sekali berbeda dengan membaca buku biasa. Banyak orang yang membaca dan mempelajari Alkitab, pakar Alkitab dan theolog, bahkan saudara-saudara kita dari golongan lain juga berkutat membaca buku ini. Banyak yang mendapatkan berkat yang luar biasa, namun tidak sedikit pula yang tidak dapat menangkap isi yang terkandung di dalamnya, bahkan mendapatkan pemahaman yang salah karena mereka membaca Alkitab sama halnya membaca buku sejarah, psikologi, novel atau buku lainnya.
Jika anda termasuk orang yang ingin mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh dan dengan maksud yang murni untuk mendapatkan inti pembicaraan Alkitab, saudara perlu memperhatikan beberapa prinsip penting berikut ini.
PRINSIP 1. MENYADARI BAHWA ALKITAB ADALAH ROH
Yesus berkata dalam Yoh 6:63 “…Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh” Alkitab bukan hanya sebuah buku dengan tulisan hitam pada kertas putih yang mati, melainkan sesuatu yang lebih dalam, lebih mulia, lebih kaya dan limpah, yaitu adalah roh dan hidup.
Kita juga harus memperhatikan perkataan Tuhan dalam Yoh 4:24 “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Disini Tuhan menunjukkan satu prinsip mendasar : Allah itu Roh dan manusia hanya bisa menyembahnya dengan roh. Bukannya tidak bisa menyembah Tuhan dengan emosi jiwa dan daging, tetapi penyembahan yang demikian tidak berkenan kepada Allah dan cara tersebut tidak akan dapat menyentuh hadirat Allah.
Hanya roh yang dapat menjamah roh. Kecerdasan otak, semangat yang menggebu-gebu, perasaan yang peka, tumpukan buku referensi, konkordans, kamus dan software Alkitab tidak dapat membantu menyingkapkan rahasia Alkitab, kalau kita tidak menggunakan roh untuk menyentuh roh dalam Alkitab. Semua itu hanya bisa membantu kita mengerti secara theologis dan ilmiah tetapi tidak dapat membantu kita menjumpai Tuhan di dalamnya.
Energy listrik hanya dapat tersalur jika disentuh dengan besi. Menyentuhnya dengan kayu tidak dapat mengalirkan energy sama sekali. Dengan demikian, hanya roh yang jika berkomunikasi dengan Roh akan mendapatkan kontak dengan Tuhan.
Untuk menangkap pembicaraan Alkitab, bukan dengan hikmat, pengetahuan, perasaan, referensi, emosi, kamus, melainkan dengan roh. Ini prinsip dasar yang sangat penting.
Prinsip 2. MEMBACA DENGAN ROH YANG TELAH DILAHIRKAN KEMBALI
Banyak orang membaca Alkitab namun mereka sama sekali tidak mengerti isinya, karena rohnya belum di lahirkan kembali. Ketika Tuhan berkata “dagingku benar-benar makanan dan darahku benar-benar minuman”, orang Yahudi, ahli taurat, orang farisi, bahkan sebagian murid terguncang imannya karena perkataan tersebut. Namun bagi orang yang telah dilahirkan kembali, yang sudah menerima roh dari Tuhan, kita hanya dapat menundukkan kepala sambil mengaku “Ya Tuhan, kalau bukan karena dagingMu ku makan, aku tidak hidup. Kalau darahMu tidak ku minum, saya tidak diselamatkan”.
Ketika Yesus berkata “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh. 10:30), orang Yahudi mengambil batu hendak melempari Dia. Tetapi bagi anak Tuhan yang rohnya sudah dilahirkan kembali, dia hanya dapat berkata AMEN, PERKATAAN INI SUNGGUH BENAR !
Memberikan penjelasan kepada orang yang rohnya belum dilahirkan kembali adalah mustahil. Oleh sebab itu percuma saja kita berdebat dengan orang demikian. Kita pertama-tama perlu mendoakan agar Tuhan menjamah dia, melahir ulangkan rohnya, maka dengan segera dia bisa memahami Alkitab.
Telinga tidak mungkin bisa menggambarkan bagaimana warna pelangi. Mulut tidak pernah dapat mendengar pembicaraan orang. Mata tidak pernah dapat dipakai untuk berbicara.
Bagi orang yang buta sejak lahir, bisakah anda membuat dia memahami bagaimana itu warna hijau ? Sekalipun kita menghabiskan waktu untuk memberikan penjelasan, dia sama sekali tidak mampu menangkap apa yang dimaksudkan dengan warna hijau.
Seorang Professor dari universitas terkemuka dengan berbagai metode, analisa serta hypotesa, pembacaan yang teliti dan penelitian ilmiah hanya bisa memahami sejarah Alkitab, defenisi, kaidah bahasa, sejarah gereja, theologi, filosofi Alkitab namun kalau rohnya tidak dilahirkan kembali, dia tidak dapat menangkap “roh Alkitab”.
Tidak demikian dengan John Sung, seorang doktor dibidang Kimia yang kemudian memasuki pendidikan Alkitab di Union Theologycal Seminary di New York . Perjumpaannya dengan Roh Kudus di Seminary Alkitab secara drastis mengubah hidupnya. Dia membaca Alkitab lebih dari 40x. Dia rela menderita karena Injil. Tulisan Alkitab menjadi hidup dan berkuasa di dalam dirinya karena rohnya yang sudah dilahirkan kembali dapat “menggesek” roh dalam Alkitab sehingga menjadi api yang hidup.
Jadi inti persoalannya dimana ? Karena roh yang belum dilahirkan kembali.
Prinsip 3. MENCINTAI FIRMAN TUHAN
Seorang anak Tuhan mungkin berkata “Rohku sudah dilahirkan kembali, tetapi mengapa bagiku tetap saja Alkitab sukar di mengerti ?” Jawabannya bisa salah satu dari 2 hal :
(1) Hal rohani hanya bisa dimengerti oleh manusia rohani. Sekalipun rohnya sudah dilahirkan kembali namun kehidupan yang ditempuhnya adalah kehidupan duniawi, maka dia pun tidak dapat memahami Firman Tuhan. Masalahnya sekarang bukan lagi terletak pada apakah rohnya sudah dilahirkan kembali atau belum tetapi apakah dia menempuh kehidupan yang dipimpin oleh roh atau tidak. Seseorang yang meskipun mempunyai mata yang baik yang dapat melihat, namun jika dia menutup mata dan tidak mau membukanya, maka diapun tidak dapat melihat.
(2) Harus mencintai Firman Tuhan dan mulai membaca Alkitab secara teratur dari Kejadian hingga Wahyu. Buku apapun juga kalau kita baca sepotong didepan, sepotong dibelakang, sedikit diatas, sedikit dibawah, kita tidak akan bisa menangkap isi buku tersebut secara lengkap. Hanya dengan membaca seluruh buku tersebut, kita akan mendapatkan pemahaman yang lengkap dan lebih luas.
Prinsip 4. POHON PENGETAHUAN DAN POHON KEHIDUPAN
Ketika Manusia di tempatkan di taman Eden , mereka diperhadapkan pada dua pilihan : Pohon Pengetahuan atau Pohon Kehidupan. Allah ingin mereka memakan pohon kehidupan, tetapi manusia lebih memilih pohon pengetahuan.
Jangan mengira hal tersebut sudah lama berlalu atau sebuah cerita kuno, karena sebenarnya sampai saat ini pun setiap orang yang membaca dan mempelajari Alkitab diperhadapkan pada dua pilihan ini. Banyak orang membaca Alkitab bukan untuk mendapatkan “Kehidupan” melainkan hanya untuk mendapatkan “Pengetahuan”.
Mendapatkan pengetahuan Alkitab hanya menghasilkan orang yang mengerti Alkitab secara tekstual. Pengetahuannya mungkin mengagumkan karena bisa menjelaskan sampai teks asli Alkitab lengkap dengan pemaparan yang ilmiah dan analisa yang tajam. Namun hanya sampai disitu saja. Firman tersebut hanya menjadi pengetahuan yang mati, sama sekali tidak ada kehidupan rohani yang berkuasa.
Namun bagi mereka yang membaca Alkitab untuk mendapatkan “kehidupan”, mereka membaca dengan satu keyakinan bahwa tulisan dalam Alkitab bukan sekedar perkataan mati, tetapi Firman yang Hidup. Ayat-ayat Alkitab akan hidup di dalam dirinya. Ayat-ayat tersebut bisa menjadi RHEMA (Firman yang seketika), yang menolong disaat yang dibutuhkan, menjadi penuntun hidup dan rambu-rambu jalan, menjadi Firman yang hidup dan yang berkuasa yang sanggup mengalahkan kuasa si jahat, karena oleh Firmanlah, segala sesuatunya diciptakan (Yoh. 1:1-3)
Prinsip 5. MENCARI TUHAN DAN MEMOHON TUNTUNAN TUHAN
Ada satu perkara yang aneh dalam Yohanes 5:39-40. Disana Tuhan mengungkapkan bahwa orang Yahudi menyelidiki Kitab Suci, namun tidak mau datang kepada Tuhan. Disini nampak jelas dua perkara yang seolah-olah satu namun sebenarnya terpisah. Menyelidiki Kitab Suci adalah satu perkara, sedangkan datang kepada Tuhan adalah perkara lain.
Setiap kali kita hendak membaca Alkitab, maka Kristus adalah fokus kita. Jangan membaca Alkitab dengan tujuan mendapatkan pengetahuan dan doktrin, tetapi bacalah dengan tujuan hendak berjumpa dengan Tuhan. Kita seharusnya berdoa "Oh Tuhan, saya hendak membaca FirmanMu. Saya tidak ingin mendapatkan pengetahuan dan doktrin, saya hanya mau berjumpa dengan diriMu. Engkaulah satu-satunya tujuanku dalam membaca Alkitab. Singkapkanlah diriMu, singkapkanlah isi hatiMu, celikkanlah mataku !".
Membaca Alkitab dengan didahului merendahkan diri, mencari Tuhan dan memohon Tuhan memberikan pengertian, akan memberikan lebih banyak pengertian kelak dibandingkan dengan membaca tanpa memohon pengertian. Bahkan mungkin merubah total pengertian yang pernah kita dapatkan sebelumnya. Mengapa demikian ? Karena tidak ada orang yang bisa menjelaskan isi sebuah buku lebih jelas daripada pengarang buku itu sendiri.
Kemudian, tidak cukup kita berdoa sebelum membaca Alkitab. Melainkan sementara membaca, kita juga harus berdoa dan setelah membaca, sekali lagi kita perlu berdoa.
Cobalah anda praktekkan !
Prinsip 6. MEMBACA DENGAN BERBAGAI METODE
Kita dapat menggunakan beberapa metode untuk mempelajari Alkitab. Antara lain :
(1) Membaca maksimal 2 ayat setiap hari sambil mendoakannya pada pagi hari. Ini untuk mendapatkan Firman Tuhan yang segar setiap hari dengan wahyu yang baru. Membaca Alkitab di pagi hari adalah Alkitabiah. Banyak penyingkapan baru di dapatkan di pagi hari. Cobalah.
(2) Membaca Alkitab secara keseluruhan di malam hari. Mulailah dari kitab Kejadian dan berakhir di kitab Wahyu. Ini berguna untuk memperoleh gambaran menyeluruh akan isi Alkitab. Jika anda mengatur jadwal pembacaan Alkitab dari hari Senin sampai Sabtu dengan mengecualikan hari minggu (untuk ibadah), maka setiap hari anda perlu membaca 4 pasal Alkitab agar supaya dalam 1 tahun anda dapat membaca Alkitab 1 kali mulai dari Kejadian hingga Wahyu.
(3) Mencatat dan membuat perbandingan. Jika anda mendapatkan terang pada setiap ayat yang anda baca, buatlah catatan kaki ayat tersebut. Jika anda rutin melakukan hal ini, kelak anda akan terkejut karena anda sudah membuat catatan lengkap ayat demi ayat seluruh Alkitab !!
(4) Mempelajari topik-topik tertentu misalnya mengenai baptisan, tabut perjanjian, hukum taurat, dll
(5) Mempelajari tokoh-tokoh Alkitab secara khusus untuk mendapatkan teladan dari hidup mereka. Misalnya membaca tentang Musa dalam seluruh Alkitab. Untuk ini diperlukan bantuan konkordans atau software Alkitab.
Nomor 2 sampai 5 dapat dikombinasikan secara terus menerus. Tidak harus anda melakukan point nomor 2 terlebih dahulu selama sekian lama baru melakukan point nomor 3 dan seterusnya. Bukan demikian, melainkan lakukanlah metode diatas berbarengan secara bergantian.
5 metode ini sebenarnya masih sangat miskin. Watchman Nee seorang penginjil di Cina yang mendedikasikan seluruh hidupnya bagi Tuhan, memiliki sekitar 48 metode untuk membedah Alkitab. Sungguh suatu hal yang luar biasa.
Prinsip 7. MENCARI FAKTA DAN MENGANALISA
Metode pembacaan pada point nomor 6 ditujukan untuk menemukan fakta dalam Alkitab dan mulai menganalisanya. Mencari fakta dan menganalisa sebaiknya dilakukan setelah anda sudah membaca paling tidak setengah dari Alkitab, agar supaya terutama pada bagian analisa, kita tidak melakukan analisa yang salah yang justru bertentangan dengan bagian lain dari Alkitab.
Alkitab kita penuh dengan fakta-fakta. Kalau kita menemukan fakta, boleh dikata separuh perjalanan sudah selesai.
Contoh. Kita membaca Markus 16:7 “Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid- Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."
Disini kita temukan bahwa pesan kebangkitan harus disampaikan kepada murid-muridNya dan kepada Petrus.
Kita bandingkan dengan kisah kebangkitan di Injil Matius 28:7 “Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid- Nya …”
Kita bandingkan lagi peristiwa yang sama di Injil Lukas dan Yohanes. Setelah membaca ke empat Injil, kita menemukan fakta bahwa pesan “dan kepada Petrus” hanya ditulis dalam injil Markus, tidak pada ketiga Injil lainnya.
Inilah yang dimaksudkan dengan menemukan “fakta”.
Menemukan fakta seperti ini berarti kita sudah separuh jalan berhasil. Selanjutnya kita menganalisa lebih lanjut untuk mendapatkan jawaban. Mengapa hanya kitab Markus yang menulis “dan kepada Petrus” , kenapa kitab lain tidak ? Dan mengapa hanya nama Petrus yang disebut ? Mengapa bukan Yohanes atau Tomas atau yang lain ? Sementara kita terus menganalisa dan menganalisa, panjatkanlah permohonan kepada Tuhan untuk mendapatkan pencerahan.
Kalau hasil analisanya belum kita dapatkan, kita tetap mencatat fakta tersebut. Seringkali ketika membaca bagian lain, tiba-tiba Tuhan akan mengingatkan pada fakta yang kita sudah catat sebelumnya, bahwa inilah jawabannya !
Inilah 7 prinsip dasar yang dapat kita gunakan untuk membaca Alkitab.
Kiranya Tuhan memberkati tulisan ini, agar memberikan sedikit arahan dalam membaca dan mempelajari FirmanNya yang penuh kekuasaan.
- Hengky's blog
- 6304 reads
@hengky : bisa bantu analisa
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-