Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pegang Tangan Saya
"Makin tua kok gw makin banyak cewe yang ngelirik ya?"
Itu sepenggal kata-kata salah seorang sahabat gw. Sudah lama kami tidak bersua, kadang gw merasa ingatan gw akan dia mulai samar-samar bak melihat pencaran sinar dari dalam kabut.
Dia berumur 8 tahun lebih tua dari gw dan gw kenal dia karena dia temannya abang angkat gw (dan gw dulu pernah mengagumi dia). Sewaktu gw kecil dulu, gw selalu menganggap dia paling baik dan paling ganteng di antara semua teman abang angkat gw.
Dulu waktu gw masih kecil (sekitar SD kelas 3 atau 4), sewaktu lagi main dengan teman-teman tanpa sengaja gw menendang sebuah bongkahan batu besar dan jempol kaki kiri gw sampai berdarah-darah. Untung tempat mainnya di seberang rumah jadi gw bisa mendapatkan pertolongan pertama sebelum kehabisan darah. Tapi karena saat itu Mama tidak ada di rumah dan gw kurang mengerti tentang P3K (karena suka ngelindur di kelas), gw mencoba menghentikan pendarahan dengan menyiram air ke luka gw sambil sesenggukan karena sakit, sedih dan takut tapi darahnya tidak berhenti mengalir karena luka yang terlalu dalam.
Abang angkat gw pulang tidak lama setelah gw tiba di rumah dan seperti hari-hari lainnya abang angkat gw pulang dengan membawa gerombolan temannya dan salah satunya menjadi salah seorang sahabat gw.
Dia langsung mendekati begitu melihat gw yang sedang menangis di dapur dengan kaki berdarah-darah dan dengan nada prihatin menanyakan keadaan gw. Teman abang gw itu lalu meninggalkan gw sesaat lamanya dan waktu dia kembali dia membawa sebuah botol kecil dengan tulisan Cina dan kapas. Dia menuangkan cairan berwarna kecoklatan ke kapas terus bilang, "Pegang tangan saya. Kalo sakit, remas ya."
Dia mengulurkan tangan kanannya sementara tangan kirinya mencucukkan kapas pelan-pelan ke luka gw. Gw merasa seperti dicubit dan gw langsung meremas tangannya sambil menggigit bibir dan menangis tanpa suara. Ajaibnya darah yang tadinya mengucur terus berhenti. Dia pun membersihkan kapas-kapas yang bertebaran dan tersenyum manis sekali ke gw. Gw lupa kata-katanya setelah itu karena gw terlalu terkesima dengan rasa malu gw sendiri karena menyadari gw sudah berada begitu dekat dengan orang yang gw kagumi. Sampai saat ini gw tidak bisa melupakan hari itu dan apa yang sudah dia lakukan. Sejak hari itu hubungan kami makin dekat dan kami pun bersahabat sampai sekarang.
Sejak kepergian gw dari kampung halaman 6 tahun lalu kami jadi jarang berkomunikasi tapi beberapa bulan lalu dia mengejutkan gw dengan berita bahwa dia akan datang berkunjung ke kota gw. Deg-degan campur grogi menghantui gw tiap gw membayangkan hari pertemuan kami dan hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Gw menjemputnya di airport dengan harapan bertemu dengan sahabat yang gw ingat 6 tahun lalu tapi orang yang gw temui ternyata sedikit berbeda dari ingatan.
Dia ternganga. Gw ternganga. Lalu kami pun sama-sama tersenyum lebar dan setengah berlari saling menghampiri. Selebihnya adalah pertemuan dua sahabat dan percakapan hangat yang takkan terlupakan.
Pertemuan kami membuat gw makin mengerti kenapa banyak wanita yang menyukai pria dewasa atau yang mulai mendekati setengah baya. Dia memang belum setengah baya seh tapi dia dewasa banget dan karena gw mengenal dia sudah lama, gw kadang menganggap dia jauh lebih tua dari umurnya dan merasa dia seperti paman gw. Kedewasaannya selalu membuat gw terpesona sedari gw kanak-kanak dulu dan jangka waktu 6 tahun menambah kegagahan, kematangan dan ketegasan tatapan matanya dan membuat gw harus mengingatkan diri untuk tidak melayang di awan-awan sewaktu dipeluknya (sambil mengingat juga si Beybeh yang cemburuan).
Dia hanya berkunjung 2 hari di kota gw dan gw tidak tau kapan lagi kami akan bersua tapi gw harap kami akan terus bersahabat biarpun jarak dan kesibukan sehari-hari memisahkan kami.
"Abis elo makin berkarakter seh," gw menimpali sambil tersenyum dan dia pun menebarkan senyumnya yang hangat dan penuh arti.
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
- Hannah's blog
- Login to post comments
- 4351 reads
Sori nggak nyambung... :)
Salam kenal sebelumnya mbak Hannah Montana.......
Maaf nih pertanyaan saya tidak nyambung dengan isi blognya...
Saya ini orang yang paling sulit untuk menyimpan rasa penasaran di dalam hati. Dari kemarin kata mutiara yang sering mbak Hanah pakai di akhir setiap komen (itu lho, yang dari om Stuart Chase) senantiasa mengusik pikiran saya. Sering saya jadi nggak konsen lagi kalau mata sudah tertuju ke kata mutiara yang satu itu. Okelah kalau sudah percaya tidak perlu bukti lagi. Tapi kalau tidak (atau belum) percaya, bukannya perlu bukti supaya jadi percaya?
Mumet.., mumet..., mumet...,
Biasanya kan yang empunya kata mutiara lebih paham artinya...
Mohon penjelasan dari suhu Hannah.....
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
(...shema'an qoli, adonai...)
Aluu mas Ebed
Salam kenal juga ya, mas Ebed..
Gak apa OOT, yg penting hepi hihi
Ebed: Saya ini orang yang paling sulit untuk menyimpan rasa penasaran di dalam hati. Dari kemarin kata mutiara yang sering mbak Hanah pakai di akhir setiap komen (itu lho, yang dari om Stuart Chase) senantiasa mengusik pikiran saya. Sering saya jadi nggak konsen lagi kalau mata sudah tertuju ke kata mutiara yang satu itu. Okelah kalau sudah percaya tidak perlu bukti lagi. Tapi kalau tidak (atau belum) percaya, bukannya perlu bukti supaya jadi percaya?
Inti dari kata2 itu adl bahwa iman adl sebuah pilihan.
Kalo hati uda memilih utk percaya, gak ada bukti pun tetap bisa percaya.
Tp kalo hati uda memilih utk gak mau percaya, ada bukti yg valid kek gimana pun tetap aja gak bisa percaya krn emang orang itu pada dasarnya emang gak mau percaya.. gicyu lho..
"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
Matur tengkyu..
O, jadi ada nada religiusnya mbak Hannah ya? Kirain sebelumnya cuma permainan logika doang, ada yang tersembunyi.. Seperti kata orang Magelang: Jangan pernah meremehkan hal-hal yang kelihatannya sepele...
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
(...shema'an qoli, adonai...)
Percaya yg tidak religius
Kata 'percaya' gak melulu ngomongin hal2 yg religius dan gw sebenarnya gak lagi ngomong ttg hal2 yg religius seh..
Contoh sangat sederhana:
Gw minta potonya ebed lewat email trus ebed janji mo email poto tapi gw tunggu2in emailnya gak datang2.
Seminggu kemudian gw tanyain dan ebed bilang blum sempat email poto karena koneksi internet lagi on off.
Gw gak percaya dan bilang "ah buktinya bisa onlen tuh di SS, masak gak bisa email seh?"
Trus ebed bilang "onlen aja seh bisa tapi tiap mo attach poto ato email, koneksinya langsung keok"
Hannah gak percaya dan ngambek ma ebed.
Hannah bisa memilih utk mempercayai bahwa mungkin saja ebed gak punya poto baru dan krn lagi sibuk sehingga belum sempat poto2 sehingga blum sempat email poto atau 1001 alasan lainnya ampe ebed blum email poto.
ATAU Hannah bisa memilih utk tidak percaya kata2 ebed karena 1001 alasan lainnya biarpun ebed ngasih segala macam bukti.
Gitcyuu cyu cyuu...
"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
sounds like my ....
Mbak Hannah, kebiasaan putri sulung saya, kalau memberikan penjelasan ke saya (atau ke siapa pun), mesti komplitttt banget, kayak kamu begini. Ada keterangan blah.. blah.. plus contoh blah.. blah.., dan nggak akan berhenti sampai orang yang di hadapannya betul-betul paham.
Biasanya kalau sudah begitu, belum selesai dia bicara, sudah saya peluk dia kuat-kuat seperti pelukannya SpongeBob dan Patrick, saking gemesnya saya sama dia.., hahaha.. Untunglah mbak Hannah bukan putri saya, dan tidak berada di dekat saya... (gemes, gemes, gemes..)..
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
(...shema'an qoli, adonai...)
Ebed lutuuu
Hahaha ebed lutu ah!
Jadi potonya mana dong neh? hihi *gak nyambung bin aji mumpung*
"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
Hannah :
Banyak kewibawaan terpancar dari laki laki yang sudah berumur biasanya diatas 40thn. Kelihatan lebih bijak, lebih wibawa,..apalgi bila ditambah suaranya yang lembut namun berat,..atau senyumnya seperti smiling general kita,....
Adapula orang yang terkesima melihat penampilannya,..ada yang ,melihat wibawa itu terpancar banget dari wajahnya...
kalau menurut smile, penampilan yang berwibawa itu suatu anugrah...wajah yang berwibawa itu suatu anugrah,..suara yang lembut namun terasa berat juga suatu anugrah...yang bikin perempuan manapun pasti salah tingkah....ada yang bikin perasaan peace bagi wanita bila berada didekatnya...
ditambah lagi bau parfumnya yang laki banget,..lembut tapi maskulin banget,..itu menambah poin plus lagi untuk membuat wanita terpesona, dan berkata,..gila,..udah tua keren banget,..gue peace banget kalau berada diddekat dia,....
sincerely,
smile
*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
Hannah : ketika kecil
Hannah,..dulu ketika saya kecil...saya juga suka membayangkan ketika melihat wanita yang anggun...sempat terpikir,...ah, nanti kalau sudah besar mau punya pacar seperti itu,...begitu mulai mengerti arti pernikahan itu apa,.jika melihat wanita nggun suka berpikir, ah nanti kalo sudah besar mau punya istri seperti itu,ahhh.....
atau ketika melihat seorang yang klihatan gagah, berwibawa...suka juga berpikir,..kalau besar nanti mau jadi seperti orang itu ah,....
btw,...enaknya jadi anak kecil yang bisa membayangkan tanpa beban....
sayangnya saya sudah ga kecil lagi....hihihihi...
sincerely,
smile
*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
Smile terus aaah
Iya waktu kecil kita terpesona ma tipe2 orang tertentu tapi setelah dewasa kita menyadari bahwa tipe2 itu belum tentu cocok ma kita hahahaha
"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
Cerpen 100 kata (2)
Numpang kiosnya buat dagangan baru, karena idenya dari blog ini.
SMS CINTA
Di kelas 2 SMU itu nama Hannah Barmandi bolehlah dikatakan paling cantik, tapi entah kenapa Dulmonyong jatuh hati padanya. Akhirnya, Dulmonyong nekat mengirimkan SMS cinta pada Hannah.
"Dibalas atau enggak, urusan nanti. Yang penting si Hannah tau kalo aku naksir ama dia."
Beginilah isi SMS Dulmonyong, "Hannah sayang, dari hatiku yg paling dlm, aku cinta padamu. Kalo kamu nggak cinta ama aku, nggak papa, namanya juga usaha. Tapi, tolong jangan kamu kasih tahu sama siapapun!"
Satu hari sampai seminggu, tak ada balasan SMS dari Hannah, ternyata seluruh kelas tau SMS itu dan semua pada memandang Dul sinis, makin monyong deh!
Sekian
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
@TePe yang kreatip
Hahaha lutu! TP nih paling kreatip deh.
Pesen puisinya dong buat koleksi Hannah hihi
"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
hannah, sama
"Abis elo makin berkarakter seh," gw menimpali sambil tersenyum
Sama ama Joli, suka pria berkarakter (my bojo salah satunya), tapi nggak pakai meremas-remas tangan segala
Cieeeh
Cieeh cuit cuit istilah 'my bojo' lomantis bener kedengerannya seeeeh.. jadi iri neh hahaha
"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi