Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Empat Tahun Saja
Siapa yang dapat tahu dengan pasti kapan Bapa memanggil kita pulang ke
rumah-Nya. Saat kita tua kita pikir mungkin sebentar lagi giliran
kita. Tetapi saat kita muda? Atau bahkan saat kita masih balita?
Apakah kita berpikir hidup kita masih panjang?
<!--break-->
Pertanyaan-pertanyaan itu timbul dalam hatiku saat aku sedang berada
di depan tubuh kaku keponakanku yang baru berusia 4 tahun, pada Sabtu,
14 April yang lalu. Tak pernah aku bayangkan, Sika, yang terlihat
begitu sehat, aktif, dan tidak pernah mengeluh sakit, meninggal karena
usus buntu.
Sika sedang senang-senangnya. Dia baru saja dapat adik. Saat dia
meninggal adiknya baru berusia tiga minggu. Dia senang karena akhirnya
punya teman. Menjadi anak tunggal yang kesepian sepertinya membuat dia
bosan. Di rumah dia hanya ditemani pembantu. Orang tuanya bekerja dari
pagi sampai malam. Di play group-nya pun waktunya hanya 3 jam untuk
berkumpul dengan teman-temannya. Jadi, memang dia merasakan kesepian
yang agak dalam. Untung saja dia anak yang tidak pernah hilang akal.
Dalam mengisi kesepiannya ada saja yang bisa dia lakukan. Tapi
terkadang orang menilai itu sebagai satu "kenakalan". Padahal
menurutku itu merupakan satu cara dia agar dia bisa menjadi pusat
perhatian orang banyak, sesuatu hal yang mungkin tidak dia dapatkan
setiap hari.
Dua bulan yang lalu, Sika sering panas dan mengeluh mual saat makan.
Sika, kalau sedang malas makan memang selalu punya banyak alasan untuk
tidak makan. Oleh karena itu alasan mualnya selalu dikira alasan untuk
tidak makan. Kalau badan Sika panas, hanya diberi obat penurun panas.
Tetapi walaupun sering sakit, Sika tetap aktif dan lincah. Tidak
pernah ada keluhan rasa sakit di dalam tubuhnya.
Saat seluruh perhatian keluarga tercurah pada bayi mungil yang baru
lahir. Sika kembali sering mengalami panas, pusing, dan mual. Senin, 9
April, ibunya menitipkan dia pada tantenya karena harus pergi melayat.
Di rumah tantenya dia bermain satu hari penuh tanpa mengenal capek.
Selasa, 10 April pulang dari sekolah dia berkata kepada ibunya yang
masih cuti melahirkan, "Ma, aku pusing." Ibunya menawarkan agar dia
makan lalu tidur. Sika hanya menjawab, "Enggak ah, Ma. Aku dibikinin
susu aja, trus aku tidur." Malam itu badan Sika masih panas dan
tubuhnya amat lemah. Segera ibunya melarikan dia ke dokter spesialis
anak. Sika dicek dan juga dilakukan beberapa tes. Hasilnya harus
diambil hari Jumat, 13 April. Malam itu Sika diberi Paracetamol oleh
dokter.
Rabu dan kamis, 11-12 April, panas Sika tidak turun-turun. Neneknya
datang dan kalang kabut karena tiba-tiba perasaan hatinya amat gelisah
melihat cucu kebanggaannya yang biasanya aktif menjadi lemah tidak
berdaya. Hari kamis malam neneknya memutuskan untuk tidak menunggu
hasil tes. Malam itu juga, Sika dibawa ke rumah sakit. Disitulah
diketahui Sika kena usus buntu dan sudah sangat parah. Harus segera
dilakukan operasi. Jumat, 13 April operasi dilangsungkan. Menurut
informasi yang saya dapat, saat membedah perut Sika, ternyata ususnya
sudah pecah dan cairannya sudah tersebar ke beberapa organ penting
dalam tubuh. Dokter kembali membedah Sika, kali ini mulai dari dada
sampai ke bagian bawah pusar untuk mencegah cairan itu agar tidak
sampai merusak organ yang lain. Jumat malam operasi selesai. Sika
langsung masuk ICU. Saat di ruang ICU, antara sadar dan tidak, dia
sempat berkata kepada ibunya, "Ma, kok perginya gak sampai-sampai,
ya?" Sika tidak pernah sadar sepenuhnya sampai akhirnya dia
menghembuskan nafas terakhirnya, Sabtu, 14 April sekitar pkl. 19.00.
Amat singkat! Membuat seluruh keluarganya terpukul. Hanya empat tahun
saja Sika bersama dengan orang tuanya. Hanya empat tahun saja Sika
mengisi hari-hari keluarga besarnya dengan kemanjaan dan
"kenakalannya". Satu hal amat disyukuri, Sika tahu saat dia meninggal
dia akan pergi kepada siapa. Sika, kamu beruntung, sayang. Kamu cepat
bertemu dengan Tuhan Yesus. Kamu dapat teman banyak di sana, tidak
kesepian lagi. Kamu juga tidak perlu melewati masa-masa sulit menjadi
orang dewasa.
Kira-kira sekitar 4 bulan sebelum ia meninggal, Sika pernah curhat ke neneknya,
"Eyang, eyang kok udah tua gak mati-mati, sih? Aku aja yang masih
kecil dah pengen mati kok, mau ketemu Tuhan Yesus!" Neneknya bertanya
mengapa Sika berkata seperti itu. Sika menjawab, "Aku bosan sendirian
di rumah. Mama dan Papa kerja sampai malam, temenku cuma remote tivi.
Aku juga bosan sama teman-temanku. Aku pengen cari temen yang jauuhh
di sana aja."
Apa yang Sika alami, membuatku belajar banyak hal, adalah kurang
bijaksana memercayakan anak kepada televisi atau orang lain saat kita
sibuk bekerja dengan alasan bahwa yang kita lakukan untuk kebutuhan
anak juga. Kebutuhan anak bukan hanya uang dan kemewahan, tetapi dia
butuh diperhatikan, dikasihi, butuh rasa aman, dicintai, dihargai, dan
butuh untuk dibawa kepada Tuhan. Bekerja boleh-boleh saja, tetapi
bagaimana pun juga saat keputusan untuk berkeluarga dan memiliki anak
diambil, saat itu jangan hanya memikirkan bagaimana kita bisa memenuhi
kebutuhan materialnya, tetapi pikirkanlah juga bahwa anak membutuhkan
orang tuanya berada disamping mereka lebih dari harta apapun di dunia
ini.
- Love's blog
- 5897 reads
Bagi anda itu masalah kecil
Bagi anda, itu masalah kecil, baginya itu malapetaka
Kalau Tuhan beri saya kesempatan, saya berjanji, paling lama tahun 2008 yang akan datang, buku tersebut akan jadi.
Supaya banyak orang tahu, mereka memperlakukan anaknya seolah anjing, mereka membayar orang untuk mengurusnya dan mereka menggaji orang untuk melatihnya, supaya di waktu luangnya, mereka dapat mengelusnya. Dan, mereka melakukan hal itu atas nama kasih sayang!
Tidak memperlakukan anak sebagai sesama manusia, tidak menghormati anak sebagai sesama manusia, berarti menghina Allah.
Karena di surga, anak-anaklah yang terbesar
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Buku penting
Apakah maksudnya "Bagi anda, itu masalah kecil, baginya itu malapetaka"
itu judul buku yang sedang ditulis bung hai hai saat ini?
Dari judulnya sepertinya menarik dan dari sedikit pengantar Anda mengenai kira-kira isinya akan seperti apa, itu bacaan penting bagi para orangtua jaman sekarang. Ayo, Bung .... selesaikan secepatnya ya ... saya tunggu lohhh
Selama ini saya berharap ortu yang seperti itu hanya ada di sinetron-sinetron saja, tetapi ternyata kematian Sika membuat saya tidak bisa menutup mata lagi, bahwa itulah fenomena yang terjadi dalam kehidupan keluarga saat ini.
Ya, Allah mengasihi anak-anak, dan Dia memberikan anak kepada kita bukan untuk diperlakukan seperti yg dikatakan bung Hai hai, tetapi untuk dikasihi, bukan dengan limpahan materi, tetapi dikasihi seperti Allah mengasihi mereka.
Ah, ntar lagi saya punya baby sendiri, tolong dukung doa ya agar kelak dia bisa melihat dan merasakan betapa Allah amat mengasihinya melalui saya.
Terima Kasih Love
Terima kasih Love, atas dukungannya. Saat ini saya sedang menyelesaikan buku yang lain. Namun begitu buku ini selesai, saya akan segera melanjutkan menulis buku tentang pendidikan anak kecil. Isinya, tentang hal-hal yang dianggap orang-orang dewasa sebagai hal biasa, namun adalah malapetaka bagi si anak kecil.
misal, orang tua membalut dinding baby box dengan tilam, tujuannya adalah agar si bayi tidak terbentur kepalanya. Melakukan hal itu berarti menghilangkan kesempatan bagi si bayi untuk belajar mendeteksi masalah dan berlatih mengatasi masalah dan mengembangkan potensi mata dan pikirannya.
Selamat, anda akan segera punya bayi.
Kalau ada yang mengajarkan tentang "bau tangan." Itu dusta. Jangan biarkan bayi anda menangis sendirian. Kalau bayi anda menangis, mungkin dia lapar, mungkin dia basah, mungkin dia bau, mungkin dia sakit, Tetapi yang paling sering adalah, dia kesepian, dia kangen pada anda, ibunya.
Membiarkan bayi kangen sendirian, wow, anda tega?
Sementara anda hamil, ingatlah, semua yang anda lihat, yang anda dengar, yang anda rasa, yang anda raba, tercatat juga di otak belakangnya, otak bawah sadarnya. sebuah kisah di film, bagi anda adalah fiksi, tapi bagi janin di dalam perut anda, itu adalah kisah nyata. Dia belum mampu membedakan nyata dan tidak nyata. jadi, bergembiralah senantiasa, minta suami anda memanjakan anda selama anda hamil, minta dia memijit kaki anda bila pegal.
Sejak usia 4 bulan, dia dapat ngobrol, bukan karena dia dapat mendengar, tetapi dia mendengar melalui telinga anda.
wah, jadi panjang dech!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ngelus-ngelus Perut
Bung hai hai, waktu saya baca komentar Anda, saya langsung elus-elus perut saya dan sekali lagi saya bilang ke dedek di dalam kalau saya mengasihinya.
kami sudah menanti Tuhan mengaruniakan seorang anak kepada kami hampir 3 tahun dan saat ini Tuhan berikan itu. Saya sadar dia bukan hanya akan menjadi seorang bayi lucu, mungil, dan akan penuh dengan cubitan gemas di pipinya, seperti yang sering saya lakukan kepada anak-anak orang lain. Tetapi dia akan menjadi seorang pribadi.
Permintaan menjadi orang tua sebenarnya berat karena tanggung jawab yang begitu besar. Tetapi saya yakin Tuhan ijinkan saya menjadi orang tua, itu berarti Dia mampukan saya. Melihat hal-hal yang terjadi di jaman sekarang ini, kadang terbersit rasa ragu dan takut, apakah aku akan menjadi orang tua yang salah mengartikan tanggung jawabnya juga?
Tuhan. Tolong aku supaya bisa mengemban tugas dan tanggung jawab ini dengan benar dan berkenan dihadapan-Mu.
kirimkan saya satu...
ikut berduka cita sedalam-dalamnya.... terkadang orangtua jaman sekarang lupa... bahwa anak lebih penting daripada pekerjaan-nya... sungguh saya geram...
perlakuan orang2 tua murid di sekolah saya tidak jauh berbeda.... mereka mengaku sibuk bekerja dari pagi sampai malam... hampir tidak ada waktu untuk anak2nya... anak2nya dijaga oleh pembantu dan nanny... bahkan ada yang satu orang anak mempunyai satu pembantu, satu nanny dan satu mobil beserta drivernya... hebat sekali... di sekolah saya anak kelas empat SD sudah diberi laptop mac putih, lebih canggih dari laptopnya tukul... padahal orangtuanya mengaku lulusan s2 dari luar negeri dan menjabat pada tingkat manajerial di perusahaan atas... saya bilang dalam hati... semua itu percuma... jika anak2 tidak diajarkan disiplin dan kasih sayang di rumah.... hal ini yang sering kali memicu anak2 menjadi ADD/ADHD karena tidak adanya perhatian dari orangtua.... beranjak dewasa? mengapa tidak kita mencoba seks bebas dan narkoba? kita punya semuanya kok...
What a crazy world we have....
BIG GBU!
Josua
Love, Bagaimana khabar sikecil?
Love, bagaimana khabar si kecil? Kalau dia datang, jangan lupa kasih khabar, biar kami bisa ikutan senang. Nampaknya sudah kangen kisah kisah anda nich Nyonya muda.
Karena di surga, yang terbesar adalah anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak