Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Apakah bahasa roh cuman sekedar ra ba rab atau si ki si ki atau kata-kata yang sama yang di ulang?

FirmandanRoh's picture

Apakah mengucapkan bahasa roh hanya terbatas dengan kata si ki si ki atau ya ra ba ra ba atau kata-kata lainnya?

 

Banyak umat Allah menyimpulkan bahasa roh hanya terbatas kata-katanya, sehingga ada pula yang menyimpulkan bahwa itu hanya bahasa lidah yang tidak memiliki arti.

 

Tetapi benarlah jika hal itu tidak memiliki arti?

Memang bahasa roh itu akan terasa asing bagi yang mendengarnya karena bahasa roh tidak dapat dimengerti oleh pikiran manusia, apalagi mereka yang menilai segala sesuatu dengan logika.

- 1 Korintus 14: 10-11

Ada banyak-- entah berapa banyak-- macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.

Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.

 

Tetapi walaupun bahasa roh itu tidak dapat dimengerti manusia sesuai firman 1 Korintus 14:2, lalu apakah kita akan menyimpulkan bahwa itu hanyalah kata-kata sia-sia yang di ucapkan di udara?

- 1 Korintus 14: 9 

Demikianlah juga kamu yang berkata- kata dengan bahasa roh: 

jika kamu tidak mempergunakan kata- kata yang jelas, 

bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata- katamu sia- sia saja kamu ucapkan di udara!

 

Hal yang perlu diketahui oleh umat Allah adalah bahasa roh tidak untuk berkomunikasi kepada manusia tetapi kepada Allah!

- 1 Korintus 14: 2 

Siapa yang berkata- kata dengan bahasa roh, tidak berkata- kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. 

Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal- hal yang rahasia.

 

Jadi untuk apa engkau mengetahui arti bahasa roh?

Untuk menguji apakah itu adalah bahasa roh atau bukan?

Jika memang ingin mengetahuinya maka mintalah karunia untuk menafsirkan bahasa roh.

Jika memang untuk membangun jemaat dengan kata-kata yang dapat dimengerti maka dibutuhkan bahasa roh yang ditafsirkan dengan karunia menafsirkan bahasa roh.

 

Tetapi jika hanya untuk membangun diri sendiri maka untuk apa engkau mengerti?

Bukankah bahasa roh adalah tanda mereka yang beriman?

 

Mengapa disebut tanda orang beriman?

Bukankah membutuhkan iman untuk mengucapkan bahasa yang tidak dapat dimengerti pikiran?

 

Iman terhadap apa?

Iman yang percaya akan firman Allah.

Iman akan firman Allah yang menuliskan bahwa siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, berkata-kata kepada Allah.

Iman akan firman Allah yang menuliskan bahwa bahasa roh adalah bahasa yang tidak dapat dimengerti manusia.

Iman akan firman Allah yang menuliskan bahwa bahasa roh dituntun oleh Roh Kudus untuk mengucapkan hal-hal yang rahasia kepada Allah.

 

Bagaimana engkau dapat menerima Yesus sebagai Tuhan?

Apakah engkau melihat Dia secara langsung maka engkau baru percaya?

Bukankah engkau menerima Dia dengan iman?

 

Jadi apakah bahasa roh yang terbatas kata-katanya dengan pengulangan yang sama itu memiliki arti?

Tidak ada bahasa yang tidak memiliki arti. 

Yang ada adalah bahasa yang tidak dapat dimengerti oleh manusia.

 

Jadi jika seseorang menerima baptisan Roh Kudus dan berkata-kata dengan bahasa roh maka bahasa itu memiliki arti yang diungkapkan kepada Allah secara rahasia. 

 

Oleh karena itu janganlah melarang orang memakai bahasa roh!

Oleh karena itu janganlah menyimpulkan dengan sembarang bahasa roh.

 

Mengapa demikian?

Karena jika setiap kata yang sia-sia harus dipertanggung jawabkan maka bagaimana jadinya jika engkau menyinggung Roh Kudus yang memberikan bahasa roh kepada mereka yang memintanya?

- Matius 12: 36-37

Tetapi Aku berkata kepadamu: 

Setiap kata sia- sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.

Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. "

 

Lalu apakah bahasa roh hanya terdiri dari dua atau tiga kata yang diulang-ulang?

Tentu saja tidak. Bahasa roh memiliki tingkatan bahasa yang berbeda-beda.

 

Di persekutuan roh yang membangun secara roh dan pribadi-pribadi yang sering membangun dirinya dengan bahasa roh akan memiliki variasi kata-kata yang lebih banyak lagi dan juga logat-logat yang berbeda.

 

Mengapa bisa demikian?

Karena setiap pribadi yang memakai bahasa roh membangun dirinya sendiri.

Semakin seseorang membangun dirinya sendiri maka tingkatan kedewasaan rohaninya akan semakin dibangun.

Semakin dewasa roh seseorang maka variasi kata-kata pun akan bertambah.

Firman pun menuliskannya.

- 1 Korintus 13: 11 

Ketika aku kanak- kanak, aku berkata- kata seperti kanak- kanak, aku merasa seperti kanak- kanak, aku berpikir seperti kanak- kanak. 

Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak- kanak itu.

 

Bahasa roh anak Allah yang telah dewasa bukan hanya terdengar dari bahasa roh yang terbentuk menjadi kalimat dalam bahasa roh tetapi dia juga akan bisa menyanyi, memuji dan menyembah dalam bahasa roh.

- 1 Korintus 14: 15 

Jadi, apakah yang harus kubuat? 

Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; 

aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, 

tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.

 

Pujian yang dilakukan oleh aktivitas manusia roh dalam bentuk bahasa roh dituliskan menjadi nyanyian rohani.

- Efesus 5: 19 

dan berkata- katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji- pujian dan nyanyian rohani. 

Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.

 

Dan masih banyak lagi rahasia-rahasia dari bahasa roh tetapi membutuhkan manusia roh yang dewasa untuk dapat mengerti rahasia Kerajaan Allah dan kebenarannya.

- Ibrani 5: 11-14

Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.

Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas- asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.

Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

Tetapi makanan keras adalah untuk orang- orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.