Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
ALKITAB atau PENGALAMAN?
Bagi orang-orang Kristen, otoritas yang menentukan apa yang benar adalah Alkitab. Apabila kita menerima dan menempatkan Alkitab sebagai satu-satu otoritas yang menentukan iman dan perbuatan kita, maka kehidupan kekristenan kita akan berhasil baik. Namun, apabila Alkitab tidak diterima dan tempatkan sebagai otoritas yang menentukan iman dan perbuatan, maka doktrin palsu dan keduniawiaan akan merusak jemaat setempat. Contohnya, Gereja2 Roma Katolik mengajarkan bahwa tradisi dan Alkitab memiliki otoritas yang sederajat. Reformasi Protestant membawa gereja kembali menerima Alkitab sebagai otoritas yang menentukan. Orang-orang Kharismatik tanpa disadari menempatkan pengalaman dan Alkitab sebagai otoritas yang sederajat bagi jemaat dan mengurangi Alkitab sebagai otoritas yang menentukan bagi orang kristen. Tipe keKristenan yang akan kita percayai sebagian besar terletak pada apakah kita menerima Alkitab sebagai otoritas yang menentukan atau tidak. Ini adalah persoalan yang vital karena “Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?” (Mazmur 11:3).
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105).
Meskipun Petrus menyaksikan Yesus berubah muka (Matius 17:1-8) , namun dia mendasari iman pada Firman Tuhan “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.” (2 Petrus 1:16-21). Paulus juga memiliki pengalaman rohani yang luar biasa (KPR 9:3-18) tetapi dia mendasari pengajarannya pada Firman Tuhan (Kis. 17:2).
Dua cara utama menemukan Allah.
(a)Objektif – Cara Alkitabiah untuk menemukan Allah adalah mengenalnya melalui penyataan diriNya di dalam Firman Allah. Kita mengawalinya dengan membaca (mendengar) Firman Allah, memahami kebenaran-kebenarannya, mempertimbangkannya, menerimanya ke dalam hatinya dan kemudian menanggapinya. Imannya didasarkan pada “firman yang telah disampaikan oleh para nabi (2 Petrus 1:19) yang tidak dapat diubah (Matius 5:18 — Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi) dan bukan pada perasaannya yang selalu berubah-ubah, opini manusia yang juga berubah-ubah, atau pada tradisi gereja yang dapat salah.
Setiap orang percaya diharapkan bertindak secara rasional terhadap kebenaran Allah yang objektif di dalam firmanNya.
(b)Subyektif – cara penyembah berhala menemukan allah adalah menemukannya melalui perasaan-perasaan manusia, pengalaman-pengalaman manusia, pikiran-pikiran atau tradisi-tradisi manusia mengenai Allah. Kebanyakan agama-agama penyembah berhala hanya ada sedikit penekanan terhadap doktrin dan kebanyakan penyembahan atau ibadah mereka tidak rasional dan bersifat pengalaman. Untuk mendapatkan suatu pengalaman keagamaan bermacam-macam metode dipakai, misalnya bangunannya mengesankan, mujizat-mujizat, musik-musik yang bersifat emosional, dansa, minum-minuman keras, seks, gaib. Ini merangsang indera penglihatannya, pendengarannya, pemciumannya dan sentuhannya tetapi mengurangi kekuatan dari pikiran rasionalnya. Rangsangan inderanya memberikan perasaan baik yang sering dianggap hadirat Allah – padahal dalam kenyataannya kemungkinan penglihatan, musik yang emosional atau bahkan Iblis yang mengesankannya, misalnya, seorang penyembah berhala mencari Allah dengan berusaha menemukanNya dengan menghampiri gunung yang dianggap kramat dan Iblis membantunya dengan fenomena supranatural (misalnya suara-suara asing terdengar dari pegunungan). Penyembah berhala dikesankan oleh pengalaman dan menganggap bahwa Allah sungguh-sungguh ada di dalam gunung itu.
Mengapa pengalaman penting bagi orang-orang Kharismatik?
(a)Pentakostalism didirikan atas dasar pengalaman - Agnes Ozman meminta dan menerima baptisan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa lidah. Dan berdasarkan pengalamannya (dan bukan karena pengajaran yang jelas dari Firman Allah) orang-orang lain di dalam gereja berusaha mencari pengalaman yang sama, dan gereja Pantekosta lahir dari itu. Sesudah itu, ayat-ayat alkitab dicari-cari untuk mendukung pengalaman tersebut.
(b)Orang-orang Kharismatik mengawali kehidupan Kristen mereka dengan mencari pengalaman berbicara dalam bahasa lidah. Ini menggiring mereka untuk percaya bahwa kehidupan Kristen adalah suatu rangkaian pengalaman. Mereka sering bertanya, “Sudahkah saudara memiliki pengalaman berbicara dalam bahasa lidah?” Mereka biasanya mengembangkannya keinginan mereka semakin besar dan semakin besar supaya makin mengalami hal-hal yang mengesankan.
Kepercayaan lainnya yang telah memperbesar atau menambah kepada penekanan pada pengalaman kekristenan ini?
(a)Hedonism (yaitu paham yang dianut orang-orang yang mencari kesenangan semata). “allah” bagi orang-orang hedonism adalah kesenangan. Filsafatnya adalah mencari kesenangan dengan pengalaman perasaan yang luar biasa – dengan menggunakan musik, alkohol, obat-obatan dan kalau perlu dengan ilmu-ilmu gaib. Kebenaran adalah tidak penting, perasaanya yang lebih penting. Kebenaran adalah apa yang saudara rasakan, Allah adalah apa yang saudara rasakan dengan keberadaannya. Maka itu seharusnya membuat kita merasa baik.
(b)Humanism – Manusia adalah pusat dari alam semesta, bukan Allah. Bahkan di dalam gereja, alasan untuk penyembahan bukanlah Allah melainkan manusianya. Ibadah harusnya menyenangkan manusia dan dia harus menjadi fokusnya, bukan Allah. Oleh karena itu, setiap orang ingin menjadi “orang penting” di dalam gereja. Dia harus menjadi bebas untuk mengatakan apa yang dia sukai dan melakukan apa yang dia sukai. Tidak ada seorangpun yang berhak untuk menghentikannya atau mengkritiknya. Jika saudara tidak menyukainya – So what? Setiap orang ingin menjadi “orang penting” dan memiliki pengalaman khususnya sendiri.
Bagaimana orang-orang Kharismatik menafsirkan Alkitab?
Orang-orang Kharismatik ingin menyesuaikan Alkitab dengan pengalaman mereka. Ini mendorong mereka pada tegangan yang makin besar dan tidak dapat dirujuk kembali. Oleh karena itu, untuk mendamaikan perbedaan antara pengalaman mereka dan Alkitab, mereka berkata, “Itu adalah apa yang Alkitab katakan kepada saudara tetapi ini adalah apa yang Alkitab katakan kepada saya.” Atau “itu kan tafsiranmu tetapi bukan begitu cara saya menafsirkannya.” Mereka percaya bahwa ayat-ayat yang sama mungkin memiliki arti yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda. Sementara kita semua mengakui bahwa memang kita memiliki aplikasi yang bermacam-macam dari ayat-ayat yang sama, namun kita semua setuju bahwa pengertiannya dari suatu ayat adalah sama bagi semua orang Kristen. Contohnya, ketika suatu ayat mengajarkan bahwa kita “dapat melakukan segala perkara melalui Kristus” (Filipi 4:13), seseorang mungkin mengklaim janji ini untuk mengatasi dosa di dalam kehidupannya, sementara yang lainnya mungkin bertobat supaya dia tidak lagi menggunakan kekuatannya.
Bagaimana seharusnya menafsirkan Alkitab?
“The infallible rule of interpretation of Scripture is the Scripture itself and therefore, when there is a question about the true and full sense of any Scripture, it must be searched and known by other places that speak more clearly” (Westminster Confession of Faith 1.9). Ini adalah metode penafsiran Alkitab yang disebut analogi kitab suci. Karena alkitab satu-satu buku yang lengkap dan sempurna (2 Tim. 3:16; Wahyu 22:8,19) maka Alkitab adalah otoritas dan komentar kita.
a) Alkitab menafsirkan Alkitab – Seringkali penafsiran Alkitab diberikan dengan jelas oleh bagian lain di dalam Alkitab. Contohnya, nubuatan Yesaya di dalam Yesaya 7:14 dikatakan digenapi di dalam kelahiran Kristus (Mat. 1:22). Di dalam kasus demikian tidak ada keraguan mengenai apa maksud nubuatan tersebut dan tidak seorang pun yang harus menciptakan pengertian baru lainnya terhadap hal yang telah jelas diberikan oleh Allah.
b) Tafsirkan Alkitab di dalam konteksnya – Konteks adalah bagian dari teks yang memimpin dan mengikut pasal itu – Ketika kita mengambil teks diluar konteks itu dengan mudah membuat sebuah dalih!! Contohnya, 1 Korintus 3:15 bagaimana ditafsirkan oleh roma Katolik diluar konteks di mana dia menafsirkan itu sebagai api penyucian (Purgatory). Padahal di dalam konteksnya kita membaca bahwa itu adalah standar Allah yang tinggi untuk menilai pekerjaan kita untukNya.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
- yakub harianto's blog
- Login to post comments
- 9231 reads
@Yakub Hariyanto:numpang tanya dong
Saya nanya yang simpel aja, begini:
Apakah Alkitab bukan rekaman pengalaman iman orang-orang di masa lampau? Alkitab yang saya pegang dan Anda pegang itu toh adalah Alkitab yang menyejarah, iya tidak? Artinya tokoh-tokoh tercantum dalam Alkitab itu memang ada dan peristiwa yang terjadi adalah peristiwa yang teralami dalam sejarah.
ATAUkah Alkitab itu berisi konsep-konsep yang turun dari langit?
.
@Agama
Pertanyaanmu bisa dijawab sendiri. Sudah dijawab juga oleh sodara Pniel dibawah.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
sejarah
nanya dikit dong, menurut kamu, siapakah penyusun alkitab?
@Dennis
2 Petrus 1:21, pada artikel di atas ada dua Subjek: Roh Kudus dan Para Penulis Alkitab.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@nis: sejarah
Menurut prinsip 1 (A text interprets itself.)
Siapa penyusun alkitab udah ga penting lagi. Apapun yg ada di luar teks udah ga penting. Apapun itu.
.
ya wis lah...
weleh weleh... ya wis lah :-)
@yakub, avatar?
Hi Yakub salam kenal.
Apakah tulisan ini hendak menjelaskan arti avatar kamu?
Holy Bible, Absolute Truth, 100 pure
@Joli
Anda benar Joli, cuma kurang % nya.
Holy Bible is the Absolute Truth, 100% Pure.
Gmb. Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Percaya adalah Subyektif
Meskipun Petrus menyaksikan Yesus berubah muka (Matius 17:1-8) , namun dia mendasari iman pada Firman Tuhan “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.” (2 Petrus 1:16-21). Paulus juga memiliki pengalaman rohani yang luar biasa (KPR 9:3-18) tetapi dia mendasari pengajarannya pada Firman Tuhan (Kis. 17:2).
----
Bagaimana orang-orang Kharismatik menafsirkan Alkitab?
Orang-orang Kharismatik ingin menyesuaikan Alkitab dengan pengalaman mereka. Ini mendorong mereka pada tegangan yang makin besar dan tidak dapat dirujuk kembali.
Bukankah yang dilakukan Petrus dan Paulus mirip dengan yang dilakukan orang2 karismatik? Mengalami yang supranatural, lalu mencari konfirmasi; buat yang percaya, atau pembenaran (buat yang tidak percaya) dari Firman Tuhan?
Bukankah konfirmasi2 non-akitab juga sering dialami oleh orang2 karismatik, -misalnya Paulus bertemu Ananias dan saling mengkonfirmasikan soal apa yang mereka dapatkan- ? Kenapa Paulus dan Ananias dianggap sahih konfirmasinya, sementara orang2 karismatik dianggap ngaco?
Soal alkitab:
Bagaimana dengan Musa, yang melihat semak terbakar dan percaya itu adalah Tuhan, atau Abraham, yang percaya bahwa Tuhan menyuruhnya membunuh anaknya Ishak, atau Yunus, yang percaya bahwa Tuhan menyuruhnya pergi ke Niniwe? Apa yang mendasari kepercayaan mereka? Alkitab? Bukankah saat itu belum ada? Iman? Apa yang mendasari bahwa apa yang mereka percaya adalah benar? Bukankah orang bisa saja mengalami sesuatu yang supranatural dan mengklaimnya bahwa itu dari Tuhan, seperti Musa, Abraham, Nuh, Yunus dll? Kenapa mereka seakan diperbolehkan untuk mengklaim itu dari Tuhan, sementara orang lain yang ceritanya tidak tercatat, seakan mesti dihakimi dengan hal2 tertulis, misalnya alkitab? Dan pertanyaan ini akhirnya akan berhubungan dengan 2 pertanyaan di atas, pertanyaan AIC dan Denis.
"It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God
@PlainBread
Pertanyaan anda dan penjelasan mendalam bisa anda baca dan mampir ke http://charismaticexposed.wordpress.com/
Terimakasih respon anda.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@Yakub anda seperti
Si dede wijaya yang sudah "hukum mati" disini, cara menjawab anda tidak seperti anda menuliskan buah pikir anda di blog, begitu lancar menjelaskan diblog tapi menjawab pertanyaan hanya bisa memberikan link ke sebuah situs yang isinya banyak di terjemahkan. Apakah anda pdt yakub atau orang lain yang mempergunakan nama Yakub?
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
@Yakub Fair Enough?
Respons saya terhadap website tersebut bisa anda lihat di sini
Terima kasih sudah memberikan link.
ps: Saya lebih mengapresiasi apabila yang diberikan bukan
bunga, panci, sprei, ricecooker, link. Mengingatkan saya dengan seorang kristen yang ditanya mengenai Yesus oleh seorang non-kristen dan orang tersebut memberikan traktat. Yesus memberikan diriNya, si orang kristen memberikan traktat. Fair enough."It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God
Alkitab menafsirkan Alkitab
Alkitab menafsirkan Alkitab itu ada istilahnya kan ya .. logika berputar ato apa istilahnya gitu..
Kalo logika berputar gitu apa masih bisa dibuktikan kebenarannya secara objektif ya, mas? Objektif di sini maksudnya di luar dari iman percaya, misalnya untuk orang2 yg belum percaya Yesus.
@Lola Circular reasoning
Saya pernah berdiskusi dengan Vantillian di sini mengenai circular
ad hominem :preasoning dan "the bible interprets itself", membicarakan isi blog dia yang berjudul "Tradisi, Otoritas dan Kebenaran -- Pandangan seorang Vantillian". Tulisan/blognya dia isinya cukup bagus, at the very least he knows what he's talking about."It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God
@kartun Jebakan Semantik
<img src="http://img209.imageshack.us/img209/8020/20060329.jpg" alt="Jesus and Mo" />
[URL=http://img209.imageshack.us/i/20060329.jpg/]
[IMG]http://img209.imageshack.us/img209/8020/20060329.jpg[/IMG]
[/URL]
<a target='_blank' href='http://img209.imageshack.us/i/20060329.jpg/'>
<img src='http://img209.imageshack.us/img209/8020/20060329.th.jpg' border='0'/></a>
link
.
@aic - maksudnya apa sih
ati ati kalo pake gambar aic... ada UU IT...
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...
@BC: Saya nggak make gambar
Saya nggakmake gambar. Mana? Nggak ada gambar muncul kan? Yg ada di komen saya cuma coding berantakan. Untuk bikin link aja itu saya berkali-kali baru bisa :p.
Bener kata orang: reading is misreading. Begitu juga coding is miscoding.Kalo dibetulin malah jadi misleading.
Untung komen kamu belum dibalas orang. Jadinya kamu masih bisa edit. Jadi ga perlu nunggu core atau admin turun tangan.
Kalo komen saya (berjudul jebakan semantik) itu udah nggak bisa saya edit lagi, soalnya udah kamu bales.
.
AIC
maksud billy boy itu avatarmu, kali....
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@Smile: Saya membela diri
Ooo maksudnya gambar avatar saya ini ya?
Saya punya pembelaan begini:
Avatar saya itu sarat makna lho. Salib itu sendiri sudah kaya makna, plus ditambah lagi dengan gambar AIC tertawa senang sambil tersalib. Ini menandakan bahwa saya bangga bisa ikut ambil bagian dalam salib Kristus.
Kita tentu maunya ikut bangkit dengan jaya bersama Kristus Yesus. Tapi tentunya harus mau juga ikut menderita.
Kolose 1:24 Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
Apa yang kurang pada penderitaan Kristus? Emang Paulus ngelindur ketika ngomong gitu? Ada yang kurang, dan tugas kita untuk menggenapi itu.
Mari menderita bersama Kristus.
.
AIC
AIC,...kalau saya sendiri sih asik asik aja,..apalg anda mengatakan semuanya itu sarat makna bagi anda,...itulah dunia,..selalu ada dua sisi,..selalu ada perbedaan ...
*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@smile: gambar
Smile kok jaka sembung sih?
Kirain pura-pura ngga tau soal billy ngomentarin gambar yg mana. Emang ngga tau beneran ya?
.
@PlainMakasi untuk linknya
@Plain
Makasi untuk linknya ya, mas.. tapi diskusinya panjang juga ya, Lola pusying bacanya.. (maap)
Jadi kebenaran itu sebenarnya subjektif juga kali ya..
@Lola Pusing
Makasi untuk linknya ya, mas.. tapi diskusinya panjang juga ya, Lola pusying bacanya.. (maap)
Lah jangankan elu yang baca. Gue aja yang nulis pusing. Hahaha.
Gue pribadi gak suka berdiskusi dengan cara kaya gitu, terlalu ngejelimet, bertele2 dan cenderung melebar. 1-2 kali boleh lah tapi kalo sering2 bisa muntah darah. Gue bilangnya diskusi memecah2 point2 untuk dibahas sebagai "diskusi anak S1". Kao udah S2 atau S3, diskusinya makin enak dan makin general; mendebat sebuah artikel bisa hanya dengan 2-3 kalimat, mendebat sebuah buku cuma didebat dengan 2-3 paragraf. Menurut gue loh ya :)
Jadi kebenaran itu sebenarnya subjektif juga kali ya..
Bisa juga. Sifatnya masih arguable sih kalo gue bilang. Gue bisa buktiin kebenaran itu subyektif/relatif, dan gue bisa buktiin kalo kebenaran itu obyektif.
"It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God
@PB : kebenaran yang subyektif, kebenaran yang obyektif
PB menulis : Gue bisa buktiin kebenaran itu subyektif/relatif, dan gue bisa buktiin kalo kebenaran itu obyektif.
bygrace : Boleh dijabarkan lebih lanjut ?
Saya sangat tertarik dan ingin tahu lebih dalam tentang hal ini, karena somehow saya merasa memang kebenaran itu bisa obyektif dan juga bisa subyektif, tapi saya tak bisa membuktikannya. Khususnya, saya ingin tahu bagaimana caranya menyikapi kebenaran jika kebenaran itu bersifat subyektif. Thanks.
Inspirasi dan ngelindur
Alkitab adalah firman Allah yang tertulis. Para nabi dan rasul menuliskan segala apa yang disaksikan, didengar dan dialami berdasarkan inspirasi Allah Roh Kudus kepada mereka, dan inspirasi ini innerant dan infallible sehingga layak untuk dijadikan standar kebenaran tertinggi dan mutlak.
Adalah suatu ketololan luar biasa kalau ada orang kristen zaman sekarang yang menuntut dirinya atau orang lain mengalami hal yang sama spt yg para nabi dan rasul dan mengklaimnya sebagai inspirasi dari Roh Kudus, sehingga mereka menuntut dari orang lain sebuah pengakuan bhw pengalaman mereka setara dan sama nilainya dengan para tokoh Alkitab.
Saya menyebut fenomena tuntutan orang kristen itu sebagai NGELINDUR ROHANI (emangnya ada ngelindur jasmani? hahaha...jawab sendiri!).
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
BUDI ASALI NGELINDUR?
Budi Asali adalah Iluminata Roh Kudus sehingga tidak pernah salah dan tidak mungkin salah. Budi Asali mendapat alutinasi dari roh yang mengatakan bahwa BUDI ASALI LEBIH BESAR DARI YOHANES PEMBABTIS.
Pniel, kamu tidak bermaksud mengatakan bahwa Budi Asali NGELINDUR waktu mengajarkan hal demikian?
@Pniel
Saya sepakat dengan anda. Terimakasih respon sodara.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@Yakub Harianto
Terima kasih kembali, Pak, dan salam kenal saya untuk Anda.
Saya tahu dalam beberapa issue, saya berbeda pendapat dengan Kaum Fundamental (bahkan dalam soteriologi saya menjadi lawan dari guru Anda (Liauw family)). Tetapi ini tidak membuat saya membuang total semua pendapat mereka. Saya harus bersikap obyektif dan Alkitabiah didalam hal ini. Saya akui bahwa tulisan Anda diatas mencerminkan kebenaran Alkitab dan saya harus memberikan 'tanda suka' untuk itu.
Teruslah menulis Pak. Dan marilah kita saling menguatkan didalam iman dan kebenaran.
Tuhan Yesus memberkati Anda.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
@Pniel
Terimakasih respon sodara. Dr. Suhento Liauw adalah teman saya, secara usia hanya terpaut sedikit. Beliau terkenal kritis dan bersemangat!
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@ Yakub Harianto, saya sependapat dengan anda pada bagian akhir
Salam Damai Sejahtera Sdr. Yakub Harianto, Salam Kenal.
Yakub :
Bagaimana seharusnya menafsirkan Alkitab?
“The infallible rule of interpretation of Scripture is the Scripture itself and therefore, when there is a question about the true and full sense of any Scripture, it must be searched and known by other places that speak more clearly” (Westminster Confession of Faith 1.9). Ini adalah metode penafsiran Alkitab yang disebut analogi kitab suci. Karena alkitab satu-satu buku yang lengkap dan sempurna (2 Tim. 3:16; Wahyu 22:8,19) maka Alkitab adalah otoritas dan komentar kita.
a) Alkitab menafsirkan Alkitab – Seringkali penafsiran Alkitab diberikan dengan jelas oleh bagian lain di dalam Alkitab. Contohnya, nubuatan Yesaya di dalam Yesaya 7:14 dikatakan digenapi di dalam kelahiran Kristus (Mat. 1:22). Di dalam kasus demikian tidak ada keraguan mengenai apa maksud nubuatan tersebut dan tidak seorang pun yang harus menciptakan pengertian baru lainnya terhadap hal yang telah jelas diberikan oleh Allah.
b) Tafsirkan Alkitab di dalam konteksnya – Konteks adalah bagian dari teks yang memimpin dan mengikut pasal itu – Ketika kita mengambil teks diluar konteks itu dengan mudah membuat sebuah dalih!! Contohnya, 1 Korintus 3:15 bagaimana ditafsirkan oleh roma Katolik diluar konteks di mana dia menafsirkan itu sebagai api penyucian (Purgatory). Padahal di dalam konteksnya kita membaca bahwa itu adalah standar Allah yang tinggi untuk menilai pekerjaan kita untukNya.
Kiem :
Saya sependapat dengan anda pada bagian akhir ini.
Saya sebagai seorang Pentecostal (Kharismatik), memang demikianlah cara saya mengartikan alkitab.
Akan tetapi pada bagian pertama, saya kurang sependapat sepenuhnya.
Semoga teman-teman saya yang di Kharismatik dapat menyadari hal ini, yang menurut saya kebanyakan sering mengutamakan pengalaman rohani DIATAS Alkitab.
Saya tidak menyamakan pengalaman rohani (dari Roh Kudus) teman-teman dengan penyembah berhala seperti yang dicontohkan Penulis ini (Yakub Harianto). Tetapi pengalaman rohani itu bukanlah puncak kerohanian (justru sebagai DASAR kerohanian. (artinya tidak ada yang bisa dibanggakan apalagi untuk disombongkan).
Ketika saya beralih ke gereja Pentecostal dari Luhteran, saya sangat minim pemahaman alkitab, tetapi saya sudah ada beberapa pengalaman rohani bersama Roh Kudus.
Kebersamaan dengan Roh Kudus itulah membawa saya bertumbuh secara rohani, tetapi menurut saya, saya bisa bertumbuh dewasa secara rohani disebabkan beberapa hal yang saya tekuni, antara lain :
1. Pengalaman bersama Roh Kudus, perlu ditimbang dengan Alkitab, (Alkitabiah atau tidak).
2. Bersama Roh Kudus, kita bersemangat (bersukacita), tetapi ada tujuannya, yaitu supaya kita kuat dalam menjalani hidup ini, yang penuh dengan tantangan dan cobaan, intinya, agar dalam menghadapi cobaan, KITA TIDAK BERDOSA.
3. Bersama Roh Kudus, kita harus mau dituntun pada kebenaran.
Mengenai yang ketiga ini, sangat menolong agar tidak salah menafsirkan alkitab. Roh Kudus MEYAKINKAN.
Tanpa Roh Kudus, menurut saya MUSTAHIL untuk bisa konsisten pada kedus cara menafsirkan yang saya kutip diatas.
1. Ayat menerangkan ayat, mustahil kalau bukan Roh Kudus yang menunjukkan dan meneguhkan.
2. Konsisten pada Konteks, mustahil kalau bukan tuntunan Roh Kudus, karena banyak dalam alkitab yang menurut pikiran, ternyata seolah-olah bertentangan, walaupun masih berada dalam satu Konteks.
Saya boleh sependapat dengan penulis blog ini terhadap pengalaman Rohani (bersama Roh Kudus), kalau menganggap itu adalah satu-satunya kehendak Tuhan, atau merasa puas, atau bahkan kalau merasa lebih rohani dari orang lain.
Saya berpendapat, pengalaman rohani itu adalah AWAL, yang harus diuji, harus diisi atau dilanjutkan.
Tuhan Yesus memberkati kita semua
http://www.sabdaspace.org/blog/kiem
@Kiem
Anda dan saya membutuhkan kerendahan hati untuk diajar oleh Firman Tuhan. Kiranya Roh Kudus menuntun kita kepada segala kebenaran. Bagian Alkitab ada yg mudah dipahami dan ada yang sulit, untuk itu memperlengkapi diri dengan belajar Hermeneutika dan Alat bantu lainnya tentu cukup membantu anda dan saya.
Terimakasih atas respon anda. Pengalaman anda cukup unik, dari Lutheran/Injili beralih ke Kharismatik/Pentakosta. Beberapa jemaat kami, dari Karismatik beralih ke Injili, dan dari Injili mereka akhirnya berlabuh ke Fundamental/Baptis Independent.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@tek kotek kotek kontek
a) Alkitab menafsirkan Alkitab
b)Tafsirkan Alkitab di dalam konteksnya
Konteks adanya di luar teks. Kalo di dalam teks, berarti bukan lagi suatu konteks tapi sudah masuk jadi teks. Preteks ada di kepala pembaca ketika membaca atau si pengarang ketika menulis . Kontak adanya di medium penyampaian teks, misalnya TV punya sense of kontak yg beda dengan bioskop apalagi teater, lalu buku cetak beda sense of kontak dengan e-book. Ada lagi yg disebut noise, yang jadi pengganggu ketika teks ditransmisikan ke pembaca.
Trus gimana caranya menafsirkan teks (hanya) lewat teks, tetapi di lain pihak teks itu harus di dalam konteks?
.
@AIC
Seharusnya anda mengerti hal itu. Membaca dan menafsirkan Alkitab dalam banyak hal tak ubahnya seperti anda membaca dan menafsirkan halaman2 koran/majalah/komentar. Memang dalam beberapa hal, dibutuhkan keahlian khusus, seperti mengerti bahasa, latar belakang, hermeneutik, dll, dan ini membutuhkan studi khusus yang mendalam dan intens. Selain itu berhubung Alkitab adalah firman Allah, maka kita tidak akan bisa memahaminya tanpa Allah sendiri (Penulis utama Alkitab) menyingkapkan kebenaran-Nya dan menerangi hati pikiran kita untuk mengerti firman-Nya.
Ketika anda membaca tulisan saya ini bagaimana anda bisa menangkap ide saya, jelas tidak bisa dipisahkan dari apa yang saya tulis (teks demi teks dan kaitan keseluruhan komentar saya). Kalau anda bisa melakukan ini, maka andapun juga mampu untuk membaca dan sedikitnya menafsirkan Alkitab sesuai dengan maksud penulis Alkitab.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
@pniel
pniel: Seharusnya anda mengerti hal itu
Saya memahami konteks sebagai sesuatu yang ada di luar teks. Apapun yang ada di dalam teks, saya pahami sebagai teks.
Anda adalah teks. Saya membaca Anda, dan segala yang ada dari Anda itu teks. Ketika saya membaca Alkitab, Alkitab menjadi teks, dan apa pun yang ada di dalam Alkitab itu adalah teks.
JIka saya taat pada azas 'teks menjelaskan teks', maka saya nggak akan mencari-cari dari luar teks.
Saya mempertanyakan ke penulis blog karena ia memasukkan 2 prinsip yang menurut saya secara istilah salahpenggunaan.
1. azas teks menafsirkan teks
2. menafsirkan teks harus dalam konteks
Saya kelihat keanehan. Karena ketika saya membatasi diri membaca teks semata-mata apa yang ada di dalam teks, maka saya nggak bisa dalam waktu yang sama memasukkan apa yang ada di luar teks.
Segini dulu. Ada komentar?
.
@AIC
AIC, pengertian anda tentang "konteks" apa?
Ini pengertian saya tentang "konteks" :
Didalam teks ada konteks. Teks membentuk rangkaian cerita dimana didalamnya mengandung komunikasi yang hendak disampaikan. Teks bukanlah 'huruf2 mati' yang tidak pernah bersentuhan dengan manusia yang mengkomunikasikannya. Ia selalu punya arti sesuai dengan dirinya sendiri.
Saya tidak pernah menganggap bhw konteks ada di luar teks. Ketika ada teks yang mengatakan :
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Kalau seseorang baca teks (kalimat) diatas tentu ia tidak akan serta merta memotong teks diatas terlepas dari teks sebelumnya yang menjelaskan konteks dimana teks (kalimat) diatas ditulis. Kalimat diatas dikatakan oleh Yesus kepada Nikodemus dalam topik pembicaraan mengenai kelahiran kembali secara rohani.
Ketika saya menuliskan kepada istri saya : ' I love u', apakah ini sama artinya dan setara dengan ketika saya menuliskan kepada anda : 'I love u' ?
AIC, lakukan percobaan kecil yg lainnya sbb : copas (copy paste) komentar saya diatas (sebelumnya) dengan meninggalkan judulnya (@AIC), lalu coba suruh orang lain yg tidak mengetahui mengenai perbincangan kita ini untuk menebak kepada siapakah komentar saya diatas ditujukan, dan dalam topik apa, dimana, kapan, dll pasti orang tsb diam membisu karena tak tahu konteks teks tsb ditulis (dengan memotong teks lain yg menjelaskan mengenai konteks dirinya).
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
@pniel: konteks
Saya memahami konteks sebagai sesuatu yg di luar teks. Apapun yang di dalam teks, masih akan saya sebut teks.
Entah definisi saya dan Anda beda. Atau saya terlalu ketat berbahasa.
Konteks ada di luar teks. Dia juga di luar sender, dan juga di luar receiver. Kalau semacam teks yg ada di kepala penulis teks, saya menyebutnya preteks.
Semacam teks yang ada di kepala pembaca juga saya sebut preteks.
Sebelum dan ketika Anda membaca teks saya, di kepala Anda sudah ada preteks. Misalnya preteks bahwa AIC nggak ngerti kritik teks. Setelah kita berdiskusi, preteks itu bisa berubah: AIC ternyata ngerti kritik teks tapi beda teori dengan saya, atau AIC betul-betul tidak paham soal teks.
KEmbali ke soal konteks, saya lebih suka berdisiplin untuk mengatakan bahwa apapu yg ada di dalam teks adalah teks.
.
@AIC
AIC, apa yang anda pertanyakan mengenai "konteks" didalam prinsip penafsiran Alkitab kepada Yakub H itu, anda harus mengartikan kata tsb sesuai dengan apa yang ia maksud.
Saya dan Yakub H jelas punya pandangan yang sama didalam mengartikan kata "konteks".
See :
Yakub H : Konteks adalah bagian dari teks yang memimpin dan mengikut pasal itu – Ketika kita mengambil teks diluar konteks itu dengan mudah membuat sebuah dalih!!
Pniel : Didalam teks ada konteks. Teks membentuk rangkaian cerita dimana didalamnya mengandung komunikasi yang hendak disampaikan. Teks bukanlah 'huruf2 mati' yang tidak pernah bersentuhan dengan manusia yang mengkomunikasikannya. Ia selalu punya arti sesuai dengan dirinya sendiri.
AIC : Entah definisi saya dan Anda beda. Atau saya terlalu ketat berbahasa.
Mengenai arti konteks yg sesungguhnya, silahkan ringkasannya di Wiki.
AIC : Konteks ada di luar teks. Dia juga di luar sender, dan juga di luar receiver. Kalau semacam teks yg ada di kepala penulis teks, saya menyebutnya preteks.
Semacam teks yang ada di kepala pembaca juga saya sebut preteks.
Saya sudah beri contoh mengenai konteks. Silahkan beri contoh apa yg anda maksudkan dgn "konteks". Yakub H sama sekali tidak berbicara mengenai preteks, jadi tdk relevan kalau ini anda angkat sbg pertanyaan terhadapnya.
AIC : Sebelum dan ketika Anda membaca teks saya, di kepala Anda sudah ada preteks. Misalnya preteks bahwa AIC nggak ngerti kritik teks. Setelah kita berdiskusi, preteks itu bisa berubah: AIC ternyata ngerti kritik teks tapi beda teori dengan saya, atau AIC betul-betul tidak paham soal teks.
Ga usah menilai orang lain dgn pake ilmu terawang. Diskusi dgn fokus pada topik ini jauh lebih baik. :)
AIC : KEmbali ke soal konteks, saya lebih suka berdisiplin untuk mengatakan bahwa apapu yg ada di dalam teks adalah teks.
Saya tak perlu kembali kemana-mana karena saya masih stay disini. Anda sendiri yg perlu kembali fokus ke topik. :)
Thanks.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
@pniel: definisi konteks
Ga usah liat wiki, nIh saya kasih definisi konteks:
Konteks dari suatu teks adalah suatu teks lain yang menjadi latar dari teks tersebut.
Jadi onteks itu suatu teks lain... artinya konteks dari suatu yeks tidak mungkinberada di dalam suatu teks tersebut.
Ini perkara prinsip dalam kritik teks.
Contoh: Saya menganalisa buku cerita Abarat karya Clive Baker sebagai teks
Teksnya adalah buku itu dan segala yang ada di dalamnya. Mana yang jadi konteks? Contoh konteksnya adalah latar belakang pengarang, keadaan masyarakat penulisnya hidup, kondisi sosial politik saat buku ditulis dan sebagainya. Berbagai konteks yang saya sebut itu semuanya ada di luar teks.
.
@AIC
AIC : Konteks dari suatu teks adalah suatu teks lain yang menjadi latar dari teks tersebut.
Jadi onteks itu suatu teks lain... artinya konteks dari suatu yeks tidak mungkinberada di dalam suatu teks tersebut.
Ini perkara prinsip dalam kritik teks.
Apakah yg anda maksud diatas berbeda dengan yang saya tulis ini
Pniel : Didalam teks ada konteks. Teks membentuk rangkaian cerita dimana didalamnya mengandung komunikasi yang hendak disampaikan. Teks bukanlah 'huruf2 mati' yang tidak pernah bersentuhan dengan manusia yang mengkomunikasikannya. Ia selalu punya arti sesuai dengan dirinya sendiri.
Kalau seseorang baca teks (kalimat) diatas tentu ia tidak akan serta merta memotong teks diatas terlepas dari teks sebelumnya yang menjelaskan konteks dimana teks (kalimat) diatas ditulis.
dimana saya mengambil sample Yoh.3:3 ?
AIC : Contoh: Saya menganalisa buku cerita Abarat karya Clive Baker sebagai teks
Teksnya adalah buku itu dan segala yang ada di dalamnya. Mana yang jadi konteks? Contoh konteksnya adalah latar belakang pengarang, keadaan masyarakat penulisnya hidup, kondisi sosial politik saat buku ditulis dan sebagainya. Berbagai konteks yang saya sebut itu semuanya ada di luar teks.
Lho..tadi anda bilang Konteks dari suatu teks adalah suatu teks lain yang menjadi latar dari teks tersebut. koq skrg tiba-tiba sekarang mencelat (melompat) ke sesuatu di luar teks yg bukan termasuk 'teks' ? Ataukah yg anda maksudkan dengan 'teks' belum tentu 'tulisan' tetapi bisa juga berarti 'kondisi', 'orang', 'tempat, dll ??
Anda ngerti maksud saya?
Ketika saya mengutip kalimat : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.", anda tahu kalimat tersebut diucapkan dalam kondisi bagaimana? oleh siapa kepada siapa? kapan? dimana? Apa yg melatari cerita yg berkaitan dengan kalimat (teks) tsblah yg dinamakan konteks dan ini tentu sesuai dengan apa yg saya, Yakub H dan yg anda maksud dgn definisi "konteks" diatas.
Jadi, apakah didalam menafsirkan -misal- teks "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (alias Yoh.3:3) bisa anda lepaskan dari kaitan dengan teks sebelum dan sesudahnya (yg menjadi latar belakang dan kelanjutan teks tsb) ?
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
@pniel: ga usah berkotek
Ga usah pake istilah teks atau konteks deh. Saya parafrase prinsip si Yakub seperti berikut:
a) Alkitab menafsirkan Alkitab
Dalam pandangan ini, Alkitan sebagai sebuah kitab tidak membutuhkan sumber lain di luar dirinya untuk menjelaskan maknanya. Gitu kan maksudnya prinsip ini? Sumber-sumber lain itu bisa apapun, termasuk kitab sejaman, temuan arkeologis, sumber-sumber sejarah dll.
b) Dalam menafsirkan ayat, harus dalam rangkaian ayat lain yang mendahului atau mengikuti ayat tersebut.
Ada yang kurang atau salah dengan parafrase yang saya buat? Kalokurang silakan tambahin,kalo salah silakan betulin. Tapi jangan pake istilah teks ataupunkonteks ataupun istilah kritik teks yang lain..
.
.. apabila Alkitab tidak
.. apabila Alkitab tidak diterima dan tempatkan sebagai otoritas yang menentukan iman dan perbuatan, maka doktrin palsu dan keduniawiaan akan merusak jemaat setempat. Contohnya, Gereja2 Roma Katolik mengajarkan bahwa tradisi dan Alkitab memiliki otoritas yang sederajat.
-- CUT --
Tipe keKristenan yang akan kita percayai sebagian besar terletak pada apakah kita menerima Alkitab sebagai otoritas yang menentukan atau tidak.
Ayat2 di Alkitab bisa dibengkokkan sedemikian rupa utk ngikuti konsep yg macam2 jadi kalo kita berpedoman ma Alkitab SAJA, gak berarti kita uda benar juga seh..
Buktinya bidat2 juga pake ayat2 Alkitab utk mendasari konsep mereka kan..
Jadi berpatokan ma Alkitab aja blum tentu benar krn persepsi dan tingkat pemahaman kita beda2.
Setiap orang percaya diharapkan bertindak secara rasional terhadap kebenaran Allah yang objektif di dalam firmanNya.
Allah itu bersifat subjektif.. Allah bilang: "Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." (Kel 33:19)
Iman jg bersifat subjektif karena kita melandasinya pada "percaya", bukan pada logika atau ilmu pasti. Sesuatu yg dilandasi dgn logika dan/atau ilmu pasti bukanlah iman tapi sebuah realita, sementara iman itu tergantung persepsi dan pengalaman si pemilik iman itu sendiri.
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
@Hannah
Untuk itulah kita perlu belajar Hermeneutika dan juga Bahasa Asli Alkitab untuk menghindari kesalahan2 yang tidak perlu. Prinsip2 dalam menafsirkan Alkitab perlu anda pahami dan terapkan.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@Yakub
Aluu, oom Yakub :)
Gw penasaran ma 'prinsip2 dlm menafsirkan Alkitab', kalo bole tau ada berapa macam prinsip penafsiran itu sampe bisa menghasilkan begitu banyak denom Kristen spt yg ada skrg ini? Apakah tiap denom punya prinsipnya masing2 ato gimana?
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
@Hannah: satu alkitab beda gospel
Alkitabnya sama, tapi injil/gospel-nya beda-beda. Makanya tetangga sebelah nuding bahwa injil itu dipalsukan hehehehe
.
@AIC, Alkitab beda
AIC, salam kenal.
Lho, bukannya Alkitab itu beda-beda ya? Atau kalau bukan LAI-66 Kitab, tidak disebut Alkitab dan bukan kitab suci?
Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.
@unyil
Nah itu lu kayaknya pinter. Coba elu aja yg jelasin :p
*kabur*
.
@AIC; silakan duluan..
"Barangsiapa di antara kamu yang Alkitabnya beda, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu...."
*kabur juga..
Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.
@unyil
gue pake Alkitab bergambar...
hayo lu
*kabur naek ojek*
.
rupanya ini ikannya....
setelah diliat2, kayaknya yakub ini fundamentalis yah.... disini toh letak baunya.... gue emang telmi :-)
@Dennis
Anda benar, saya Kristen Fundamental atau sering disebut Fundamentalis, di Amerika dan Eropa, istilahnya macam-macam yaitu Independent Baptist, Fundamentalist, Bible Believing. Umumnya Fundamentalis berasal dari Kaum Baptis yang di USA disebut Independent Baptist.
Mau mengetahui lebih jauh, anda bisa membaca tulisan saya di SINI.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
yakub harianto Bukan Pedagang
yakub harianto bukan pedagang sebab dia hanya datang ke Sabda Space untuk berak. Setelah berak dia akan pergi. Meninggalkan bau busuknya di mana-mana.
Bila anda menjilatnya maka dia akan nyengir. Jangan berharap tawar menawar.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Hai hai
Maaf, tidak setiap saat saya bisa Online 24 jam. Mohon dimengerti. Jika anda suka diskusi silahkan juga mampir ke blog pribadi saya.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@ Pak Hai-Hai, Yakub Hariyanto bukan "BERAK" tapi pengajar
Salam Damai Sejahtera Pak Hai-Hai
Hai-Hai :
yakub harianto bukan pedagang sebab dia hanya datang ke Sabda Space untuk berak. Setelah berak dia akan pergi. Meninggalkan bau busuknya di mana-mana.
Bila anda menjilatnya maka dia akan nyengir. Jangan berharap tawar menawar.
Kiem :
Yakub Harianto bukan "Berak" kali ya, tapi pengajar, dan menganggap kita semua yang ada di SS ini adalah murid beliau.
PENGAJAR disini, mungkin dia adalah pengajar yang DIKTATOR, atau yang tidak boleh dikomentari oleh "murid"nya, alias Pengajar hanya SATU ARAH (MONOLOG).
Buktinya, lihat saja judul blog beliau yang baru "Bible study........". DISINI
Jadi Kita yang ada di SS ini dianggap sebagai jemaat gembalaannya di Gereja GBII Malioboro. Buktinya, judul blognya yang baru lagi DISINI.
Tapi kalau merasa dirinya sebagai gembala, kenapa main tinggal begitu saja ya????, disajikan blognya, dibiarkan orang lain mengomentari, dan asyik membuat 2 (dua) blog baru. Apa mengejar target ya, ingin menyaingi Hizkia22 kali memecah rekor pembuat blog paling banyak???
Himbauan saya, marilah kita saling menghargai di SS ini.
Ayo, rame-rame KOPDAR, agar saling kenal dan agar bisa saling menghargai (diusahakan agar bisa).
Tuhan Yesus memberkati
http://www.sabdaspace.org/blog/kiem
@Kiem Tumben?
Baru kali ini saya lihat serangan anda, hebat hebat... !! uppercutnya maut. Kaget juga, apa koment diatas itu dari hati nurani anda?
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
Mengajar ....
Baru kali ini saya setuju dengan Kiem, YH sedang mengajar di sini, hanya anehnya muridnya atau gembalaannya si Dewi alias si Adam alias si Pedang Roh alias .... ( ha ha ha kayak teroris ) tidak boleh masuk sini karena di black list. Jadi mirip kasih tak sampai gitu he he he he
Atau jangan jangan karena murid / gembalaannya di zalimi di sini maka Bpk YH ini berusaha mempertobatkan penghuni SS kali....
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
KING OOT ...
OOT disini gak papa sepertinya karena yang punya warung juga gak perduli.
Eh Tahun ini Bandung kembali memimpin atas malang .. :P lunas hutang di malang di bayar dengan bunganya kontan..
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
Dasar pasir !!
Karena itulah maka saya agak menghindari anda, habis malu sekalian keki juga sih ha ha ha ha ha
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
KING izinkan saya..
Tertawa atas kemenangan BANDUNG atas MALANG ... ha ha ha ha ha bebanku lepas satu dan ENAK TIDUR... BRAVO MAUNG BANDUNG...
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
@Kiem dan Hai
Anda benar, saya memang Pengajar sekaligus Gembala jemaat lokal di Jogjakarta. Dulu saya pernah mengajar Sekolah Alkitab di Denpasar dan pernah diminta Departemen Agama menjadi tenaga Pengajar di Depag. Saat ini saya mendirikan Sekolah Alkitab di Jogja.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@Pak Yakub:salam kenal
Salam kenal Pak Yakub,
Kalo boleh tahu, apa nama Sekolah Alkitab di denpasar tempat Pak Yakub dulu mengajar? Trus di jogja apa nama Sekolah Alkitab yg Pak Yakub dirikan?
Thanks sebelumnya...
@mama nia
Sekolah Alkitab di Bali, sudah tidak saya lanjutkan sekarang. Dulu harus bolak-balik Jogja-Bali. Dan pernah murid2 dari Depag yang datang ke Jogja untuk Belajar karena saya sudah pindah ke Jogja. Jika mamania tertarik bisa menghubungi SINI cari no 15, di sana juga ada Sekolah Alkitab Baptis Independen yang diajar oleh Ipar saya.
Sekolah Alkitab BAPTIS INDEPENDEN Jogja yang setara dengan S1 dan D3. Saya pernah mengelola Institut Alkitab Baptis Independen Indonesia (IABII) di Purworejo, sampai saat ini masih ada, meski saya sudah tidak aktif mengajar di sana karena mengurus Sekolah Alkitab BI di Jogja dengan kurang lebih 8-10 mahasiswa.
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
@kiem
ha...ha...ha.....ada lagu " Di doa ibu...ku dengar...ada namaku disebut..."
Kalau di comentnya @kiem..."Di comentnya @kiem kulihat....ada namaku ditulis"....wkwkwkwkwkwk
GBU
GBU
@ Hiskia, saya tidak ada maksud lain lho, selain apa adanya
Salam Damai Sejahtera Pak Hiskia22.
Saya tidak ada maksud lain lho, menyebut nama Pak Hiskia.
Memang di SS ini tidak ada lagi ppenulis blog terbanyak yang perlu disaingi oleh Yakub Harjanto, JIKA memang beliau berniat menjadi penulis blog terbanyak.
Maksud saya adalah memberitahu beliau agar jangan sentral (terfokus) pada blognya sendiri, sekali-sekali meliriklah pada komentar orang lain, bahkan melirik ke blog orang lain.
Tuhan Yesus memberkati
http://www.sabdaspace.org/blog/kiem
@kiem
Damai sejahtera juga buat anda pak kiem.
Tenang aja pak kiem....saya ga apa - apa kok.....
Teruskan saja.....he...he...
GBU...
GBU
@Kiem, Benar, Dia Memang Mengajar
Pak Kiem, anda benar dia memang mengajar. Dia terlalu sibuk memperbarui dunia sehingga nggak sempat menanggapi komentar-komentar. Terima kasih sudah memberi tahu hal yang benar, pak Kiem. Ha ha ha ha ha ha ...
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@yakub, baru dengar ada objektifitas menemukan Tuhan
@yakub,
terus terang tanpa mengurangi rasa hormat saya, baru dengan ada cara objektif dapat menemukan Tuhan?
objektif dalam artian sebenar-benarnya kah?
atau objektif berdasarkan pertimbangan subyektif?
karena setahu saya TUHAN bukan sesuatu objek yang tidak bisa diobjektifkan justru saya rasa ketika saya berdiskusi dengan teman Muslim saja
dia bisa mengeluarkan kata2 yang membuat saya shock berat
dia bilang Tuhan tuh harus dialami....
dalam hati saya berkata kok bisa ngerti?
bukankan TUHAN sendiri yang menyatakan DIRINYA rindu untuk setiap orang tidak menjadikan DIA sebagai objek
melainkan sebagai pengalaman yang sifatnya pribadi
karena itulah TUHAN YESUS dikenali sebagai ALLAH yang mau berelasi
GBU