Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pendahuluan (Bagian 2): Kajian Lucifer – Merunut Kabar (Dari) Burung

RDF's picture

Setelah pemaparan catatan-catatan tentang Allah dan malaikat-malaikat di BAGIAN 1, saya akan teruskan Blog Kajian Lucifer ini untuk merunut kabar (dari) burung yang saya maksudkan yang sudah beredar berabad-abad ini dengan pertama-tama merujuk kepada kata-kata tentang iblis atau setan sebagaimana tercatat di Alkitab Perjanjian Lama.

Penemuan catatan kebenaran pada Kitab Yesaya 45 seperti yang saya paparkan pada Blog pertama saya memberikan petunjuk baru bagi saya tentang bagaimana selanjutnya membaca serta memahami lagi catatan-catatan pada Kitab demi Kitab pada Perjanjian Lama tentang topik seputar setan dan iblis. Semenjak itu tidak pernah lagi saya temukan kata setan atau iblis yang merujuk kepada Lucifer si malaikat yang terusir atau yang  menggambarkan sebuah kekuatan atau sosok ‘lain’ di jagad raya ini yang menjadi tandingan kekuasan TUHAN, Sang Pencipta, maksudnya tidak saya temukan jika kita membacanya dengan seksama dan kontesktual. Bahkan selanjutnya, catatan-catatan pada Kitab-Kitab Perjanjian Lama selalu memberikan petunjuk yang konsisten yang menempatkan kekuasaaan Yahweh sebagai pemegang kekuasaaan tunggal di jagad raya, dunia ini. Kalaupun muncul kata setan, iblis dan sejenisnya maka kata-kata tersebut merupakan rujukan dari akar kata adversary yang dalam bahasa Indonesianya dapat berarti atau sejajar dengan: memusuhi atau mendakwa. ‘adversary’ itulah yang dalam catatan Alkitab juga terkadang bertindak sebagai subyek yang mendakwa manusia sehingga menyebabkan sesuatu yang buruk terjadi pada manusia atau ciptaanNya namun perlu diingat bahwa penentunya berada pada kekuasaan Yahweh dan di tetap bawah titah Yahweh.

Mengulang lagi dengan paparan lebih rinci dari Blog pertama saya tentang kata adversary, sekali lagi saya sisipkan pemahaman akar kata adversary

Kata Satan seperti tertulis pada Kitab Yudaisme dalam bahasa Ibraninya: ???? satan atau ????n, atau dalam bahasa Aramaic ????? satana mempunyai arti yang sejajar dalam bahasa Inggrisnya dengan kata "adversary" atau “accuser” yaitu "one to lie in wait"; "the snares of the devil." Dalam Alkitab Perjanjian Baru, kata Satan ini selalu menunjuk kepada kata "Devil" (ingat bahwa Alkitab Perjanjian Baru ditulis di dalam bahasa Yunani atau Gerikanya yaitu: ????????, ?? diabolos), yang sejajar artinya dengan "accuser, slanderer." 

 

Kata satan (sebagai kata benda),  (satan) – dan bentuk feminimnya (ingat bahwa pada bahasa Ibrani berlaku gramatika seperti pada bahasa Latin dimana sebuah kata dapat menunjuk pada bentuk maskulin atau feminimnya) yaitu Sitnah:  - berasal dari kata verbanya (kata kerja)  (satan) sejajar artinya “to resist” atau “be an adversary”, seperti tertulis pada Kitab Mazmur 38:20, dimana tertulis (versi bahasa Inggris):

'...they  me because good follows me.'

Kata benda  (satan) ini lebih sering tercatat dan hanya sedikit tercatat menunjuk kepada sesosok makluk:

1 Raja-raja 11:14, "And YHWH raised up  to Solomon; Hadad the Edomite..."

1 Raja-raja 11:23, "And Elohim raised up  to him; Rezon son of Eliadah..."

Di dalam Kitab Bilangan, kita dapat juga menemukan kata benda ini yang menunjuk kepada Malaikat YHWH:

Bilangan 22:22, "...and the Angel of YHWH set Himself in the road as ..."

Pada ayatnya yang ke-32, "I have come as  because your way is contrary to Me."

Dalam Perjanjian Baru, kita menemukan bahwa Yesus menegur/ mencela dengan keras (‘rebuke’) Simon Petrus dengan mengatakan, "Go behind me ,..." (Mat 16:23)

Petunjuk catatan-catatan di atas memperlihatkan bahwa adanya kesulitan pada perbedaan alih bahasa dari bahasa aslinya mengenani terjemahan kata yang sama dimana yang satu terkadang menunjuk sebagai kata verba (kata kerja) atau kata benda atau terkadang menunjuk kepada pribadi atau sosok pribadi tertentu dengan menunjuk kepada nama. Pada petunjuk kitab Matius dimana Yesus menegur (‘rebuke’) Simon Petrus sangatlah jelas bahwa di sini Yesus menggunakan gaya bahasa metafora terhadap Simon Petrus yang disejajarkan sebagai ‘setan’ karena posisinya pada peristiwa tersebut menentang kehendak dan pernyataan Yesus (ingat: setan: ‘adversary’).

Lebih dalam lagi merujuk pada kata diabolos, artinya sejajar dengan slanderous, accusing falsely sebagai adjective yang sering dipakai sebagai kata benda, slanderous; jika dengan kata sandang: the Slanderer (par excellence), the Devil.

Penggalan definisi diabolos yang saya ambil dari situs bible online:

Definisi

:

ou [maskulin] iblis; sebagai kata sifat av, on sifat pemfitnah 

bersifat fitnah; subst.: Iblis

1) prone to slander, slanderous, accusing falsely

1a) a calumniator, false accuser, slanderer,

2) metaph. applied to a man who, by opposing the cause of God, may be

said to act the part of the devil or to side with him

 

 

Tambahan lagi untuk merujuk definisi adversary seperti yang saya kutip dari Merriam-Webster dictionary sbb:

 

adversary

1ad·ver·sary noun \?ad-v?(r)-?ser-?, -?se-r?\

: one that contends with, opposes, or resists : enemy

ad·ver·sari·ness noun

Origin of ADVERSARY: adverse (First Known Use: 14th century)

Related to ADVERSARY

Synonyms: enemy, antagonist, foe,hostile, opponent

Antonyms: amigo, friend

2ad·ver·sary adjective \?ad-v?(r)-?ser-?, -?se-r?\

1: of, relating to, or involving an enemy or adversary

2: having or involving antagonistic parties or opposing interests <divorce can be an adversary proceeding>

 

Setelah memaparkan akar kata dan rujukannya, sekali lagi saya hendak menekankan  bahwa semua malaikat-malaikat ciptaan Yahweh seperti yang tertulis pada Alkitab selalu bertindak menyatakan kebenaranNya dan melakukan perintah Yahweh bahkan walaupun ada malaikat yang membawa bencana dan hukuman (itupun hanya ditunjukan bagi para pendosa) tetap pula pada konteks bahwa Yahweh, Sang Penciptalah yang menjadi ‘dalang’ di atas malaikat tersebut dalam melakukan perintahNya dan hukumanNya kepada yang dimintaNya.

Di awal-awal perkenalan Yahweh kepada umatNya yaitu bangsa Israel yang dipanggilNya melalui Musa untuk keluar dari perbudakan tanah Mesir, sedari awal Yahweh sudah memperkenalkan diriNya dengan tegas dan gamblang sebagai Penguasa segala sesuatunya (lihat penjelasan ini pada Bagian 1). DIA yang mampu menarik bangsa/umatNya dari perbudakan Mesir melalui demonstrasi kuasaNya membelah Laut Merah, mendatangkan manna dan burung puyuh sebagai makanan bagi umatNya dan jangan lupa, DIA pula yang mendatangkan 10 kutuk yang menakutkan bahkan sampai pembunuhan anak sulung di tanah Mesir. Tidak ada kekuatan yang lain selain dari diriNya. Sejak awal Yahweh menyatakan diriNya terhadap umatNya yang dipanggilNya dari tanah perbudakan Mesir, Yahweh sudah sangat jelas menunjukan kekuasaanNya sebagai penguasa tunggal terhadap umatNya.

Menyadari bahwa catatan yang tertulis pada Kitab Musa atau Taurat Musa yang sekarang ini kita akui sebagai bagian dari Alkitab Perjanjian Lama yang kita percayai dan yang juga merupakan isi dari Kitab Suci agama Yahudi atau Yudaisme yang merupakan nenek moyang dari sebuah agama besar Kristen (jika Kristen hendak diakui sebagai agama) maka saya merasa perlu untuk memaparkan hal-hal penting yang umum diketahui seputar agama Yudaisme.

Yudaisme

Perlu diketahui bahwa pada catatan-catatan awal kepercayaan Yahudi atau Yudaisme, bangsa Yahudi tidak pernah bahkan menolak ide tentang Sang Malaikat yang memberontak. Memang dicatat bahwa Yudaisme mempunyai paham kepercayaan tentang manusia yang mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik dan kecenderungan berbuat jahat dima kecenderungan berbuat jahat ini mereka pahami dan gambarkan sebagai ‘setan’, namun ‘setan’ yang dipahami oleh Yudaisme ini hanyalah sebatas simbolis.

Kepercayaan Yahudi tidak memandang atau memahami kata Satan sebagai sesosok makhluk seperti yang muncul pada sistem kepercayaan-sistem kepercayaan yang telah dipercayai secara umum yang muncul pada agama Kristen juga agama Islam. Yudaisme tidak memahami "satan" sebagai ‘sosok’ namun sebagai metafora atau personifikasi dari “evil inclination” atau kecenderungan jahat yang mereka sebut sebagai “the yetzer harayang mana ada di dalam setiap manusia di muka bumi ini yang selalu mendorong (mencobai) manusia itu untuk melakukan perbuatan jahat atau salah.

Lebih rinci lagi tentang ‘the yetzer hara’ ini, Yudaisme memandangnya BUKAN sebagai sebuah kekuatan dari sesosok makhluk melainkan merujuk kepada mankind's innate capacity for doing evil in the world’ atau sebuah kemampuan bawaan umat manusia melakukan perbuatan jahat di dunia. Merujuk ke awal-awal pemahaman Yudaisme, kata satan inilah yang menggambarkan kekuatan/ dorongan (impuls) terjadinya perbuatan jahat. Bertentangan dengan impuls jahat ini, Yudaisme juga mencatat the "good inclination" atau kecenderungan berbuat yang baik atau yang mereka sebut sebagai ‘the yetzer hatov.

Lebih Rinci tentang Yetzer hara

Yudaisme, seperti diungkapkan di atas mengenal istilah yetzer hara (Hebrew: ???? ???? for the definite "the evil inclination"), atau yetzer ra (Hebrew: ???? ???for the indefinite "an evil inclination") menunuk kepada kecenderungan berbuat jahat ‘inclination to do evil, dengan jalan melanggar kehendak dari Yahweh. Istilah atau frase ini tentulah bukannya tidak berdasar karena dipercayai oleh Yudaisme berangkat dari catatan Kitab Musa yaitu pada frase "the imagination of the heart of man [is] evil" (Hebrew: ????? ??? ??????? ???, yetzer lev-ha-adam ra), dimana tercatat di dalam Kejadian 6:5 dan 8:21.

Apa yang mereka sebut sebagai ‘the yetzer hara’ ini bukanlah sebuah kekuatan ‘demonik’ (yang secara umum dipercayai sebagai kekuatan ‘lain’ di luar kekuatan manusia dan kekuatan kekuasaaan Sang Pencipta), melainkan menunjuk kepada penyalahgunaan dari hasrat alamiah manusia untuk bertahan hidup. Maksudnya seperti hasrat lapar tidaklah jahat atau salah karena merupakan hasrat alamiah manusia untuk bertahan hidup agar mencari asupan makanan namun penyalahgunaan hasrat tersebut menjadi sangat rakus yang disebakan oleh the yetzer hara ini dapat merubah hasrat yang tadinya tidak jahat menjadi jahat. Hasrat seks untuk melakukan prokreasi dan rekreasi dapat menjadi hasrat penyimpangan seks atau perlakukan kejam dengan seks dan sebagainya. Adapun ide manusia sudah terlahir dengan a yetzer ra (physical needs that can become "evil"), tercatat pada kitab Talmud Yahudi pada pasalnya yang ke 16 pada traktat Avot de-Rabbi Natan.

Sedangkan “the yetzer tov” menunjuk kepada kesadaran atau suara hati nurani yang mengingatkan manusia akan Hukum Yahweh ketika suatu saat manusia mempertimbangkan untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh Yahweh.

“the yetzer ra” memang lebih sulit didefinisikan karena ragam idenya. Selain dipercaya sebagai kecenderungan berbuat jahat juga dianggap sebagai sebuah perasaan ego yang alami atau hasrat pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan pangan, papan, seks, dll. yang tidak mempertimbangkan konsekuensi moralnya akan pemenuhan kebutuhan tersebut.

Sekali lagi pemahaman mereka bahwa “the yetzer ra” bukanlah sesuatu yang jahat. Itu diciptakan oleh Yahweh dan segala sesuatu yang diciptakan oleh Yahweh adalah baik adanya. Kitab Talmud mencatat bahwa tanpa the yetzer ra (hasrat alamiah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia), maka manusia tidak akan membuat rumah atau tempat untuk mereka tinggal, manusia tidak akan menikah, manusia tidak akan berhasrat untuk mempunyai keturunan atau juga tidak akan melakukan pekerjaan atau bisnis. Hanya saja the yetzer ra dapat mengarah kepada perbuatan salah atau jahat jika tidak dikontrol oleh the yetzer tov.

Tidak ada yang salah dengan hasrat lapar namun dapat salah jika hasrat tersebut tidak terkontrol hingga sampai-sampai melakukan pencurian makanan. Tidak ada yang salah dengan hasrat pemenuhan seksual namun dapat salah jika hasrat tersebut tidak terkontrol hingga melakukan  pemerkosaan, perzinahan, hubungan sedarah atau apapun yang merupakan bentuk penyimpangan seksual.

Manusia diberikan kemampuan untuk memilih impuls mana antara: the yetzer tov atau the yetzer rad dan serta mengatur keseimbangannya. Inilah yang merupakan inti dari pada pemahaman ‘free will’ dari Yudaisme.

Personifikasi si jahat

Pada perkembangannya, Yudaisme baik pada catatan kuno maupun modern mengenal keberadaaan dari sosok jahat supernatural, seperti pada kabar yang diterangai didapat dari New ’Angel’ Dead Sea Scrolls yang menunjuk kepada pandangan tentang Allah, malaikat-malaikatNya  dan Surga. the yetzer hara ‘mulai’ seringkali dipersentasikan lebih dari hanya sebagai personifikasi sebagai kekuatan jahat melainkan sebagai sosok supernatural Satan sebagaimana juga dikenal oleh Kristen dan Islam. Kecenderungan memanivestasikan kekuatan supernatural Satan tadi sebagai bentuk nyata juga tercatat pada Bava Batra dan juga tercatat pada catatan para penulis Kristen di masa Pencerahan/ Enlightenment, seperti pada tulisan religius tokoh Isaac Newton

 Tetapi sekali lagi bahwa di awal-awal kepercayaannya, Yudaisme menggunakan metafora atau personifikasi ‘setan’ tersebut sebagai pengganti kecenderungan berbuat hal yang jahat tanpa mempersonifikasikannya hingga presentasi sebagai sosok jahat supernatural. Jadi jika sekarang pun kita mau merunut sejarah catatan Yudaisme pada kitab Talmud ataupun Midrash (yaitu sebuah kitab yang berisi intepretasi bangsa Yahudi terhadap hukum Musa) sebenarnya tidak ditemukan kata Setan yang menunjuk kepada sesosok makhluk atau kepada sosok Malaikat yang ‘dibuang’ itu.

Di sini saya perlu garis bawahi bahwa Kitab Kejadian yang kita percayai sekarang sebagai Kitab Awal Perjanjian Lama adalah buah tulisan Musa seperti ditulis pada Kitab Keluaran (Kel 24:4; 34:37) dan Kitab Ulangan 24;4 yang merupakan perintah Yahweh langsung kepada Musa. Juga perlu dipahami bahwa pada saat dipanggilnya bangsa Israel, umat Yahudi keluar dari tanah perbudakan untuk menjadi umat pilihan Yahweh yang melahirkan generasi Daud hingga Yesus Kristus, mereka telah diperbudak selama 430 tahun (Kel 12:40) dan telah hidup berdampingan dengan bangsa Mesir serta kepercayaan-kepercayaan bangsa Mesir yang menganut sistem politeisme (banyak dewa) juga kemungkinan besar pengaruh-pengaruh kepercayaan bangsa-bangsa lain di sekitar Mesir.

Penegasan di sini diperlukan bahwa tidak seperti bangsa-bangsa lain yang sudah ada di sekitar Mesir, atatu Timur Dekat Kuno yang mempercayai dewa-dewa dan kekuatan supernatural, Yahweh pada pandangan bangsa Yahudi di awal-awal selalu digambarkan dan diperlihatkan sebagi penguasa atau kekuatan tunggal yang tidak ada hubungannya dengan dewa-dewa atau kuasa-kuasa lain. Hubungan terhadapNya hanya terjadi antaraNya dengan ciptaanNya yaitu manusia yang diciptakanNya. Yudaisme mempercayai kekuasaan Tunggal dan Absolut dari Yahweh dan hanya berurusan dengan tindakan-tindakan manusia sebagai ciptaanNya. Sesuai yang tertulis pada Kitab Tanakh (Kitab Suci Yudaisme), Yahweh membuat perjanjian dengan Abraham untuk membuatnya menjadi bangsa yang besar. Pada generasi-generasi berikutnya, Abraham menunjukkan agar keturunannya untuk selalu mengasihi dan menyembah Allah Yahweh; inilah yang harus disuarakan sampai kepada seluruh dunia. Yahweh juga memberi perintah agar umatNya yaitu bangsa Israel (Yahudi) untuk menaruh perhatian (‘mengasihi’) sesamanya. Sebagaimana Yahweh mengasihi umatNya maka UmatNyapun dituntut untuk saling mengasihi. Kedua perintah inilah yang menjadi inti dari perintah-peringah dan hukum-hukum bangsa Yahudi sebagaimana tercermin pada 10 Hukum Taurat.

Namun, memang terlihat juga akan adanya tradisi eksoterik (sesuatu yang dianggap mengandung konotasi mistik) atau esoteric tradition pada Yudaisme yang disebut Kabbalah, yang disebut-sebut mempunyai karakter sebagai "normal mysticism".

Sebagai bahan referensi, saya memaparkan Kitab Suci Yudaisme dan bagian-bagiannya secara umum sebagai bahan referensi ataas pemahaman pemikiran dan kepercayaan mereka.

Tanakh

Kitab Suci Ibrani atau Yudaisme adalah Tanakh yang terdiri dari 24 buku yang dihimpun dari 3 kumpulan sebagai berikut:

    Torah atau Taurat (Pentateuch)

    Nevi’im (Para Nabi)

    Ketubim (Tulisan)

TaNaKh merupakan akronim dari: Torah-Nevi’im-Ketuvim atau sering disebut Miqra (Mikra) yang berarti ‘that which is read.’

Taurat (Torah)

Taurat atau the Torah (???????, literally "teaching") terdiri dari 5 buku, umumnya menunjuk kepada ‘Lima Kitab Musa’ atau "Five Books of Moses.” Versi cetak dari Taurat sering disebut dengan Chamisha Chumshei Torah (????? ????? ????, literally the "five five-sections of the Torah"), atau dengan sebutan Chumash.

Pada bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani, kelima Kitab Taurat ini diidentifikasi dari setiap kata pertama yang menonjol untuk setiap Kitabnya. Untuk istilah Inggrisnya berasal dari bahasa Gerika dalam terjemahan Septuaginta. Kelima Kitab itu sbb:

1. (??????????? / B?r?’shît) - Genesis - Kejadian

2. (???? / Shemot) - Exodus - Keluaran

3. (????? / Vayikra) - Leviticus - Imamat

4. (????? / B?midbar) - Numbers - Bilangan

5. (????????? / D?bh?rîm) - Deuteronomy- Ulangan

Nevi'im

Nevi'im (?????????, "Prophets") terdiri dari 8 kitab (buku). Pada pembagian ini terdapat kitab-kitab yang mencatat zaman bangsa Yahudi mulai dari era bangsa Israel memasuki Tanah Israel hingga pada masa pembuangan bangsa Israel di Babilonia (the "period of prophecy").

6. (????????? / Y?hôshúa‘) - Joshua - Yosua

7. (?????? / Shophtim) - Judges - Hakim-haim

8. (????????? / Sh?mû’?l) - Samuel (I & II) - I & II Samuel

9. (????? / M'lakhim) - Kings (I & II) - I & II Raja-raja

10. (???????????? / Y?sha‘?y?hû) - Isaiah - Yesaya

11. (??????????? / Yirm?y?hû) - Jeremiah - Yeremia

12. (?????????? / Y?hezq?l) - Ezekiel - Yehezkiel

13. The Twelve Prophets (??? ???)

a. (???????? / Hôsh?a‘) - Hosea - Hosea

b. (?????? / Yô’?l) - Joel - Yoel

c. (?????? / ‘?môs) - Amos - Amos

d. (????????? / ‘?bhadhy?h) - Obadiah  - Obaja

e. (?????? / Yôn?h) - Jonah - Yunus

f. (?????? / Mîkh?h) - Micah - Mika

g. (?????? / Na?ûm) - Nahum - Nahum

h. (????????? /??bhaqqûq) - Habakkuk - Habakuk

i. (????????? / ??phany?h) - Zephaniah - Zefanya

j. (?????? / ?aggai) - Haggai - Hagai

k. (????????? / Z?khary?h) - Zechariah - Zakharia

l. (????????? / Mal’?khî) - Malachi - Maleakhi

Ketuvim

Ketuvim (??????????, "Writings") juga dikenal oleh bangsa Yunani sebagai "Hagiographa" dan terdiri dari sebelas kitab. Ini menunjuk kepada sisa dari kitab-kitab yang ada pada Kitab Yudaisme termasuk ‘the Five Megillot’ (Five Scrolls). Kitab-kitab ini terbagi atas kategori sebagai Sifrei Emet (???? ???, literally "Books of Truth") yang terdiri dari Mazmur, Amsal dan Ayub, the "wisdom books" yang terdiri dari of Ayub, Pengkhotbah, dan Amsal, the "poetry books" yang terdiri dari Mazmur, Ratapan and Kidung Agung, dan the "historical books" of Ezra-Nehemiah dan Tawarikh.

Selain itu terdapat Yudaimse juga mengenal Talmud yang merupakan terjemahan serta komentar mengenai Torah dari para rabi dan cendekiawan undang-undang. Ini termasuk Mishnah dan Halakah (kode undang-undang masyarakat utama penganut agama Yahudi), Gemara, Midrash dan Aggadah (legenda dan kisah-kisah lama).

 

Talmud

Talmud (Dalam bahasa Ibraninya: ?????????? talm?d berarti :"instruction, learning", dari akar katanya yang berarti "teach, study") merupakan pusat dari teks para Rabi yang dianggap sebagai buku kedua setelah Torah (Taurat).

Secara tradisional mengacu kepada Shas, sebuah perpendekan dalam bahasa Ibrani yang menunjuk kepada shisha sedarim, sebagai the "six orders" dari Hukum Lisan Yudaisme. Talmud mempunyai dua komponen yaitu: Mishnah (Hebrew: ????, c. 200 CE), kompadium pertama dari Hukum Lisan Yudaisme yang dituliskan, dan Gemara (c. 500 CE). Sering kali Talmud dan Gemara dipakai untuk menyatakan satu sama lainnya.

Keseluruhan Talmud terdiri dari 63 traktat dan dalam cetakan standar dalam mencapai 6,200 halaman. Talmud ini ditulis dalam bahasa Ibrani Tanaitik dan Aram. Talmud berisi atas pendapat dari ribuan para rabi dalam pelbagai topic bahasan termasuk di dalamnya topik hokum, etika, filosofi, sejarah, teologi, dan masih banyak topik lainnya.

 

Mishnah

Mishnah atau Mishna (Dalam bahasa Ibraninya: ????, "repetition", dari verba shanah ???, atau "to study and review", juga "secondary" (dariadj. shani ???) seperti disebutkan di atas adalah kompadium pertama dari Hukum Lisan para Rabi yang dibuat redaksional tulisan. Adapun urutannya sebagai berikut:

    Zera'im ("Seeds"),

Berisi tentang doa dan berkat-berkat, perpuluhan dan hukum pertaninan (11 traktat)

Berakhot, Pe'ah, Demai, Kil'ayim, Shevi'it, Terumot, Ma'aserot, Ma'aser Sheni, Hallah Orlah, Bikkurim

    Mo'ed ("Festival"),

Berisi ulasan tentang hukum hari Sabat dan Festival Hari Perayaan (12 traktat)

Shabbat, Eruvin, Pesahim, Shekalim, Yoma, Sukkah, Beitzah, Rosh, Hashanah, Ta'anit, Megillah, Mo'ed Katan, Hagigah

    Nashim ("Women"),

Berisi soal pernikahan dan perceraian, beberapa sumpah dan nazar serta hukum nazir (7 traktat)

Yevamot, Ketubot, Nedarim, Nazir, Sotah, Gittin, Kiddushin

    Nezikin ("Damages"),

Berisi tentang hukum sipil dan criminal, fungsi dari pengadilan dan sumpah (10 traktat)

Bava Kamma, Bava Metzia, Bava Batra, Sanhedrin, Makkot, Shevu'ot, Eduyot, Avodah Zarah, Avot, Horayot

    Kodashim ("Holy things"),

Berisi tentang Ritual Persembahan, Bait Alalh dan hukum-hukum tentang makanan dan minimunan (11 traktat)

Zevahim, Menahot, Hullin, Bekhorot, Arakhin, Temurah, Keritot, Me'ilah, Tamid, Middot, Kinnim

    Tehorot ("Purities"),

         Berisi tentang hukum-hukum kesucian dan kemurnian, termasuk penyucian dari kematian, hukum penyucian makanan                dan penyucian tubuh (12 traktat).

Keilim, Oholot, Nega'im, Parah, Tehorot, Mikva'ot, Niddah, Makhshirin, Zavim,   Tevul Yom, Yadayim, Uktzim

Halakah

Halakha  ( dari bahasa Ibranin: Sephardic: [hala??a]) juga disebut sebagai Halocho atau Halacha yang merupakan kumpulan dari hukum-hukum religious bagi orang Yahudi termasuk hukum biblical (the 613 mitzvot) termasuk Talmud dan hukum para rabi sebagaimana tradisi dan budaya.

Gemara

Gemara (juga disebut sebagai Gemora, Gemarah atau Gemorra; dari kata Aram ???? ‘gamar; "[to] study" atau "learning by tradition") adalah komponen dari Talmud yang berisi analisa para rabid dan penjelasan lebih mendalam dari Mishnah.

Midrash

Midrash (Ibrani: ??????jamak midrashim, "story" atau "to investigate" atau "study") yaitu "Exposition" adalah metode homiletik atas eksegesis biblical. Berisi keseluruhan kompilasi dari pengajaran homiletik yang tertulis pada Kitab.

Aggadah

Aggadah (Aramaic ????????: tales, lore; pl. aggadot or (Ashkenazi) aggados; juga disebut sebagai aggad or aggadh) menunjuk kepada homiletik dan non-legalistik exegetical texts pada literature klasik para rabi Yudaisme seperti tercatat pada Talmud dan Midrash. Secara umum, Aggadah adalah kompadium dari homili para rabi tentang folklore, anekdot, moral exhortations, nasehat-nasehat praktis, mulai dari bisnis hinga pengobatan.

Kabbalah

Kabbalah, atau juga disebut Kabala atau Qabb?lâ (Ibrani: ?????????? literally "receiving"), : sebuah metode esoterik, dispilin dan ppengajaran pemikiran. Definisnya beragamam mulai dari seputar tradisi, seputar asal usul agama tentunya Yudaisme hingga penyusulnya agama Kristiani, New Age, atau Sinkritisme Okultisme. Kabbalah merupakan kumpulan pengajaran esoterik yang menjelaskan hubungan antara yang kekal, yang tidak berubah dan hal-hal yang dipercayai sebagai misteri Ein Sof (no end) dengan yang mortal dan ciptaan alam semesta (ciptaan Yahweh).

Kabballah pula merupakan teks lama yang berunsur mistik, dan menceritakan zat-zat Tuhan.

 

Merujuk kepada catatan Yudaisme, dari Zohar yang selalu menujuk bahwa yang baik dan yang jahat terjadi pada diri Yahweh sendiri sebagai sebuah konsekuensi logis dua sisi (mata uang logam). Kepercayaan Yudaisme pada awal-awalnya tidak pernah mengajarkan paham dualisme yang mana memecah kekuasaan jagad raya akan kekuasaaan Yahweh dan si Setan, Lucifer.

Zohar

Zohar (Ibrani: ??Splendor or Radiance) adalah dasar dari fondasi buah pemikiran mistik yang disebut Kabbalah. Zohar adalah kumpulan dari buku-buku yang termasuk penjelasan aspek dari Torah (Kelima kitab Musa) dan segala bahan intepretasi mengenai hal-hal mistik baik itu mistik cosmogony atau mistik psychology. Zohar berisi juga pembahasan mengenai sifat alamiah Allah, asal usul dan alam semesta, natur dari ‘soul’, penebusan, hubungan antara Ego sampai Darkness dan"true self" hingga "The Light of God," dan hubungan antara "universal energy" dan manusia.

 

Setelah beberapa paparan umum tentang prinsip Yudaisme, Kitab Suci dan kepercayaan -kepercayaan mereka, saya melanjutkan lagi dengan catatan bahwa harus diingat bahwa bangsa Yahudi ini dipanggil Allah Sang Pencipta, Yahweh sebagai umatNya dalam keadaaan telah terjajah di tanah perbudakan bangsa ‘kafir’ yaitu bangsa dengan kepercayaan-kepercayaannya kepada para dewa-dewa. Di sini saya menunjuk kepada kepercayaan bangsa Mesir begitu juga dengan kepercayaan bangsa-bangsa lainnya yang telah ada pada zaman-zaman dimana bangsa Yahudi dipanggil keluar dari perbudakan dan harus berjuang hingga sampai tanah Kanaan seperti yang dijanjikan dan ditunjukan Yahweh bagi bangsa Yahudi. Yang dimaksud di sini adalah saat bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Yahweh kepada bangsa Israel, dimana telah diam bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan. Ini tercataat pada kisah bangsa Filistin yang menyembah dewa Dagon ataupun bangsa-bangsa lainnya yang menyembah bewa Baal. 

Perlu diingat bahwa perjalanan keluar dari tanah perbudakan melintasi padang gurun hingga mencapai tanah perjanjian pun diperlukan puluhan tahun dimana pada era ini masih terjadi bahwa bangsa ini akhirnya hidup berkumpul di tanah-tanah yang mereka duduki dengan suku-suku atau bangsa-bangsa asli yang didudukinya yang juga menganut kepercayaan-kepercayaan kepada dewa-dewa. Dengan ini kita bisa paham mengapa Yahweh selalu memerintahkan dengan tegas untuk menumpas habis orang-orang atau bangsa-bangsa dimana tanah-tanah mereka diduduki oleh umatNya agar tidak terjadi pembauran kepercayaan. Yahweh hanya menghendaki umatNya percaya kepadaNya sebagai Penguasa Tunggal jagad raya. Imamat 18:3.