Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Peserta Upacara tak Diundang

Purnawan Kristanto's picture

Jika ditanyakan kepada 10 orang, “Siapa yang mau dengan sukarela ikut upacara bendera di alun-alun pada pukul 10 pagi?” Saya yakin tidak akan ada banyak yang mengajukan diri sebagai sukarelawan. Sama seperti saya. Ikut upacara bendera adalah aktivitas yang sedapat mungkin dihindari. Meski saya tidak pernah membolos upacara bendera, tapi saya tidak mengikuti seremoni ini dengan antusias.  Saya ikut upacara itu karena terpaksa. Saya takut dihukum oleh guru jika tidak ikut upacara.

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Di alun-alun Klaten sudah berbaris rapi puluhan orang dari siswa sekolah, pramuka, pegawai negeri, hansip, polisi dan tentara. Jika ditanyakan mengapa mereka ikut upacara bendera, mayoritas pasti akan menjawab karena ditugaskan oleh instansi mereka.

Namun ada sesuatu yang menarik. Di sisi barat alun-alun Klaten, saya melihat ada seorang ibu berusian lebih dari 50 tahun yang ikut upacara dengan antusias. Dia datang dengan mengendarai sepeda ontel. Die berdiri tegak saat bendera merah putih dikibakan. Ketika bupati Klaten, selaku inspekturdi upacara, memekikkan kata “merdeka” dengan suara datar, ibu ini menyambutnya dengan suara keras, “merdekaaaa!” sambil mengacungkan kepalan tangan ke udara.

Segala sesuatu yang dikerjakan dengan kerelaan hati memang lebih ringan dikerjakan. Bayangkanlah ada dua orang yang mengangkat batu dengan berat yang sama. Orang pertama mengangkatnya dengan sukarela. Orang kedua mengangkatnya karena diwajibkan mengangkat. Mana yang merasa lebih ringan melakukannya? Ini pertanyaan retoris. Tentu saja tidak memerlukan jawaban.

Karena pengorbanan Kristus, kita telah dimerdekaan dari perhambaan dosa. Kita bebas dari jeratan syariat-syariat agama yang memberatkan. Lalu kepada kita diberi kehormatan oleh Allah untuk ambil bagian dalam pekerjaan-Nya di muka bumi. Kira-kira, apakah kita akan menjalaninya seperti ibu ini atau seperti sebagian besar orang yang ikut upacara di alun-alun itu?

—————

Versi lain dari tulisan ini telah memenangkan sebuah lomba penulisan di Kompasiana. Saya memenangkan sebuah hadiah laptop senilai Rp. 7 juta. Ini untuk kedua kalinya saya memenangkan hadiah laptop dari Kompasiana.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

ebed_adonai's picture

5....

5, eh, 4 jempol buat si ibu untuk semangat patriotiknya... Jarang-jarang sekali yang seperti itu sekarang... Smile

"...Meski saya tidak pernah membolos upacara bendera, tapi saya tidak mengikuti seremoni ini dengan antusias..." = sama dengan saya... Tongue out

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Purnawan Kristanto's picture

Sayangnya saya tidak sempat

Sayangnya saya tidak sempat mencatat identitas ibu ini. Tujuan saya datang ke lapangan itu sebenarnya ingin menunjukkan kepada Kirana (anak) tentang  aubade (paduan suara). Seperti biasa, kalau pergi dari rumah, saya membawa kamera foto dan video. Sayangnya, ternyata aubadenya sudah terlewat.

Lalu mata saya melihat sesuatu yang unik. Ada ibu yang ikut upacara dengan antusias. Naluri jurnalisme menggerakkan saya untuk mengabadikan momen itu walaupun sebenarnya hanya untuk dokumentasi pribadi. Saya tidak tahu mau diapakan foto itu. Paling banter, nanti diunggah di FB atau di http://pamerpoto.tumblr.com/

Lalu ketika membaca info lomba di kompasiana, tiba-tiba bayangan ibu itu terlintas. Iseng-iseng, saya lalu mengikutkannya dalam lomba. Saya tidak banyak berharap menang karena ada banyak tulisan yang hebat-hebat (Total ada 365 tulisan yang ikut lomba). Selain itu, toh saya sudah pernah memenangkan laptop di lomba serupa. Mungkin Yuri tidak akan memenangkan saya lagi demi keadilan.

Eh, ternyata saya menang. 

Oh iya, sebelum ada yang bertanya apakah saya ikut upacara hari kemerdekaan, saya jawab lebih dulu bahwa sebelum ke alun-alun saya sudah ikut ibadah syukur hari kemerdekaan di GKI Klaten pukul 7 pagi.

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Bangdepan's picture

luar biasa

jiwa nasionalismenya tinggi, dibanding anak2 sekolah yang makin luintur jiwa nasionalnya.

www.depan.org