Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Fragmen Paskah 2011

murasawa's picture

----[Yesus di keluargaku]----

Narator:          Di sebuah kota metropolitan tinggallah sepasang suami istri yang selalu sibuk, mereka berdua bekerja. Sang suami bekerja di pasar saham, sedangkan sang istri adalah seorang guru SD. Pagi-pagi mereka berdua sama-sama sibuk mempersiapkan diri untuk pergi ke kantor.

(suami masuk panggung, sibuk mencari-cari sesuatu)

Suami:                        Mam, mana dasiku yang warna merah tua?

(istri masuk, mendekati suami)

Istri:                Ada di laci yang kiri Pa, … tuh kan ada.

Suami:                        Mam aku harus pergi pagi-pagi sekali hari ini, ada mau jemput tamu dari kantor pusat di bandara. Pulangnya juga belum tau jam berapa, mungkin malam Papa baru pulang.

Istri:                sebelum berangkat ayo kita berdoa dulu, setelah itu kita sarapan bersama.

Suami:                        ah, nda usah deh, papa buru-buru, takut telat. Nanti papa makan di bandara aja.

Istri:                kalo gitu kita berdoa aja dulu ya Pa?

Suami:                        Kan sudah kubilang nda usah, sudah mau terlambat ini.

(suami meninggalkan istri, sambil berkata:  )

Suami:                        papa pergi dulu ya…

Istri:                Iya, hati-hati di jalan….. (sambil menatap punggung suami)

 

Narator:          Meski sang suami tak mendampingi, namun sang istri tetap mengambil waktu teduh untuk berdoa dan membaca kitab suci.

 

(istri duduk, membuka alkitab, membacanya sedikit dalam hati, merenung sebentar, menutup alkitab pelan-pelan, dan berdoa, suara kedengaran, tapi tempo jangan terlalu cepat)

 

Istri:                Tuhan Yesus, kuserahkan hari ini ke dalam tanganMu, tuntun kami di jalanMu yang lurus, jagai dan lindungi kami. Ampuni dan ubahkan suamiku ya Tuhan, akhir-akhir ini dia sering melupakan waktu teduh bersekutu denganMu, bahkan kini dia kadang kasar dan suka main pukul. Mungkinkah karena suamiku ingin segera naik pangkat sehingga dia menjadi sangat sibuk dan stress… Dengan iman aku percaya kuasamu nyata dalam keluarga kami. Amin.

 

(istri berdiri, berkeliling panggung, sok sibuk, lalu duduk kembali di kursi, pelan-pelan)

Narator:          Waktupun berlalu, sudah hampir tengah malam, namun sang suami tak kunjung pulang. Istri mulai cemas, telepon ke suami tapi tak diangkat, sms pun tak dibalas.

 

Istri:                Tuhan Yesus, tolong jagai suamiku, jauhkan dari yang jahat.

 

Narator:          karena terlalu lama menunggu, sang istri pun tertidur di kursi. Dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu Tuhan Yesus.

 

(Istri posisi tidur di kursi, lalu tak lama kemudian bangun tiba-tiba, tokoh Yesus masuk panggung)

Istri:                Tuhan Yesus, engkaukah itu?

Yesus:             Damai sejahtera bagimu, anakku. Ya, aku adalah Tuhanmu, engkaupun bisa memanggilku Bapa.

Istri:                Tuhan, mengapa aku bertemu denganMu, apakah aku sudah mati?

Yesus:             Tidak, engkau hanya bermimpi. Aku hanya ingin berbincang langsung denganmu.

Istri:                Apa yang ingin Kau bicarakan ya Tuhan?

Yesus:             Apakah engkau mengasihi suamimu?

Istri:                Tentu, aku mengasihinya sepenuh hati, kami saling mengasihi Tapi akhir-akhir ini aku  merasa dia lebih mementingkan pekerjaannya, jangankan sarapan bersama, berdoa pun dia sudah tidak mau.

Yesus:             Apa yang sudah kau lakukan?

Istri:                Apa maksudnya?

Yesus:             Sebagai manusia ada kalanya kita terlalu disibukkan oleh pekerjaan. Masalah yang berat dalam hidup pun kadang mengaburkan tujuan hidup kita. Jangan lupa, aku pun pernah merasakan apa yang kau rasakan.

Istri:                Memangnya apakah Tuhan pernah tidak diperhatikan oleh orang yang Tuhan amat sangat kasihi?

Yesus:             Tentu saja, bahkan aku dibenci dan dihina oleh orang-orang yang amat kukasihi, oleh kalian semua. Puncaknya ketika aku harus disalib untuk menebus dosa kalian semua, semua itu adalah bukti cintaku untuk ciptaanku yang kukasihi. Sebagai pendamping suamimu, pengorbanan apakah yang sudah kaulakukan?

Istri:                Memangnya aku harus berkorban apa Tuhan?

Yesus:             Engkau bisa mengorbankan waktumu untuk membantu suamimu menyelesaikan tugas kantornya, engkau juga bisa mengorbankan waktu tidurmu dengan bangun lebih pagi dan menyiapkan segala keperluan suamimu agar dia tidak buru-buru dan bisa bersekutu bersama.

Istri:                Tapi kan dia bisa melakukan semuanya sendiri, harusnya kan dia yang bangun lebih pagi.

Yesus:             Itulah sebabnya kutempatkan engkau di sisinya. Aku tahu engkau sibuk, namun engkau masih kuberi kesanggupan untuk menolong suamimu. Suamimu sangat membutuhkan pertolonganmu.

Istri:                terima kasih Tuhan, Engkau telah memberikan jawaban atas doaku. Akan kulaksanakan petunjukMu. Tapi kenapa suamiku belum pulang?

Yesus:                         Dia akan pulang sebentar lagi, rapatnya amat lama dan melelahkan, sampai-sampai dia harus mengabaikan sms dan telponmu. Jangan marahi dia,  Kasihi dia, meskipun tampaknya ia tak mengasihimu.

Istri:                Kenapa aku harus tetap mengasihinya? Kenapa dia seenaknya saja mengabaikanku, dan aku harus terus mengasihinya?

Yesus:                         Karena mudah bagi kita untuk mengasihi orang yang berbuat baik kepada kita. Tapi begitu mulia bila kita bisa mengasihi bahkan orang yang membenci kita. Sama seperti yang kulakukan ketika aku mati di kayu salib 2000 tahun yang lalu, untukmu, untuk suamimu, dan untuk semua manusia…

(Yesus keluar panggung. Istri pun ikut turun panggung)

 

narator:          Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal sebagai korban tebusan bagi kita semua  pada saat kita masih berdosa. Biarlah teladan kasih dan pengorbananNya bisa nyata dalam kehiduapan kita masing-masing. Biarlah kuasa penderitaan, kematian dan kebangkitannya boleh mengubahkan kehidupan keluarga kita masing-masing. Amin