Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Waspadai kebenaran relatif

mujizat's picture

Dalam konteks tertentu, kebenaran sejati adalah suatu pernyataan yang sesuai dengan realita yang didukung dengan bukti, fakta maupun pengalaman. Ada kalanya pernyataan kebenaran bersifat relatif. Ini adalah ungkapan yang tampaknya valid, sesuai dengan kenyataan, tetapi yang pada akhirnya terbukti salah.

Yesus Kristus menyatakan diri-Nya sebagai Kebenaran (sejati). Artinya, ajaran-Nya adalah benar mutlak, sesuai fakta, bukan semu, bukan tipuan.

Yesus bukan hanya mengajarkan soal perilaku baik, benar, soal moralitas, melainkan didukung fakta yang memberikan keabsahan bahwa yang menjadi pernyataan-Nya memang akan sesuai fakta, seperti yang sesungguhnya akan terjadi.

Sebagai contoh, Yesus menghidupkan orang mati dengan Kuasa Allah. Bukan hanya satu kasus, tetapi lebih. Setidaknya ada Lazarus, dan ada anak Yairus, yang mana keduanya dibangkitkan Yesus dari kematian mereka. Mujizat-mujizat tersebut secara meyakinkan membuktikan bahwa Allah "setuju" dengan ajaran Yesus, atau Allah "ridlo" dengan Yesus Kristus maupun ajaran yang disebarkan Juruselamat.

Allah adalah Dia yang Mahakuasa, adalah Dia yang menciptakan kebenaran, Dia yang menciptakan FAKTA.

Yesus hanya mengajarkan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah, artinya, Yesus  mengajarkan kebenaran, mengajarkan hal-hal yang akan menjadi FAKTA.

Jika ajaran Yesus menyatakan bahwa HANYA SETIAP ORANG YANG PERCAYA KEPADA JURUSELAMAT yang dapat menerima ampunan dosa, dan di luar itu tidak ada keselamatan, maka itulah kebenarannya. Itulah yang akan terjadi. Itulah yang akan menjadi FAKTA.

Jika Yesus mengajarkan bahwa untuk menerima ampunan, maka seseorang harus mengampuni kesalahan sesamanya, maka itulah yang terjadi, sehingga setiap orang yang memiliki iman yang benar kepada Yesus, yang mengampuni kesalahan orang lain, maka FAKTA nya dosa-dosa dia benar-benar dihapuskan.

Jika Yesus mengajarkan, bahwa kita yang masuk sorga tidak akan kawin maupun dikawinkan, maka itulah yang akan menjadi FAKTA.

Oleh sebab itu, segala pengajaran yang menyimpang, apalagi yang MELAWAN terhadap ajaran Yesus, maka secara meyakinkan akan merupakan sebuah KESALAHAN atau sebuah PENYESATAN.

Saya tidak bermaksud menyindir ajaran sesuatu agama yang tidak bersesuaian dengan Injil Yesus Kristus, tetapi itulah KEBENARANNYA.

Orang yang berada di luar kebenaran, barangkali akan tertohok mendengar kebenaran ini. Namun memperhatikan kebenaran, mengujinya, merenungkannya, apalagi kemudian belajar memahaminya, akan jauh lebih berguna dari pada bertahan pada posisi yang salah.

Mengajarkan ajaran yang salah adalah menyesatkan, artinya, akan dapat membuat jemaah tidak akan sampai kepada tujuan iman, yaitu keselamatan kekal.

Tidak ada gunanya memaksakan kebenaran menurut diri sendiri melawan kebenaran yang dari Allah.

Semoga bermanfaat.

Shalom.

__________________

 Tani Desa

jesusfreaks's picture

miris melihat khutbah subuh di tv

Bwi hi hi hi Ya begitulah manusia, kadang terlalu berani menyatakan kebenaran TUHAN dengan prinsip SOK TAHU. Saya tertawa ketika mendengarkan khutbah subuh di tv, katanya di Sorga nanti tetap ada suami istrian. Kalau di pikir pikir sih, saya juga mau kalau ada suami istrian di Sorga. Bwi hi hi hi
__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

mujizat's picture

Sorga yang tak pernah ada

Saya tertawa ketika mendengarkan khutbah subuh di tv, katanya di Sorga nanti tetap ada suami istrian. Kalau di pikir pikir sih, saya juga mau kalau ada suami istrian di Sorga. Bwi hi hi hi

Muji:

Bayangiin, un-interrupted orgazm

Bwi hu hu huu

__________________

 Tani Desa

Huanan's picture

Absolute truth of Himself

Yesus Kristus menyatakan diri-Nya sebagai Kebenaran (sejati). Artinya, ajaran-Nya adalah benar mutlak, sesuai fakta, bukan semu, bukan tipuan.

Ya, Benar ! Kristus adalah Kebenaran yang mutlak. He is subjectivity of the TRUTH Himself.

__________________

Huanan