Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Makna kesengsaraan Yesus Kristus bagi Kristen

mujizat's picture

Akhir minggu ini, puji Tuhan, umat Kristiani memperingati saat-saat Yesus Kristus menjalani siksaan fisik, dan bahkan juga siksaan bathin, yang dijalani-Nya lebih dari 2000 tahun yang lampau. Walau bagi kebanyakan orang, kesengsaraan Yesus mungkin tidak berarti apa-apa, tetapi bagi Kristen sesungguhnya penderitaan Yesus ini merupakan sebuah moment yang teramat penting, sesuai kebenaran Alkitab. Kalau saja semua orang sudah mempunyai pemahaman dan KEYAKINAN yang benar tentang hakikat kesengsaraan Kristus, maka dunia akan aman, damai, ngak bakalan ada aksi teror dan sebagainya. Kita akan belajar memahami apa yang akan terjadi pada umat manusia kelak, jika saja Yesus Kristus tidak pernah mengalami kesengsaraan, padahal diri-Nya tidak terbukti bersalah, dan kita juga akan belajar memahami apa yang akan terjadi pada manusia tertentu sebagai efek positif dari kesengsaraan Yesus Kristus ini.

Alkisah, Yudas Iskariot memutuskan untuk "menjual" gurunya, yaitu Yesus Kristus, kemudian mengatur siasat untuk mempertemukan orang-orang yang hendak menangkap Yesus dengan gurunya tersebut, dengan bayaran 30 keping uang perak (Mat 26:15). Tak lama kemudian, Yesus ditangkap dan diperhadapkan kepada para penentang-Nya, yang justru sebagian besar berasal dari kalangan rohaniwan Yahudi dan dimulailah siksaan-siksaan itu. Alasan terkuat mengapa "rabbi-rabbi" Yahudi memutuskan untuk "melenyapkan" Yesus adalah keyakinan bahwa Yesus adalah seorang penyesat, dan pernyataan-Nya yang membenarkan bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan Allah melalui berbagai nubuatan di kitab para nabi.

Sedikit potongan dialog antara Yesus dengan Imam Besar kala itu sbb.:

 

Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"  Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" (Matius 26:62-66).

Yesus ditanya, apakah Dia Mesias, Yesus meng-iya-kan, plus menambahkan bahwa Dia akan duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa, dan pernyataan Yesus itu dianggap sebagai MENGHUJAT Allah, dan berdasarkan itu juga dimulailah siksaan-siksaan fisik kepada Yesus Kristus.

Saya mungkin belum paham jalan pikiran imam-imam Yahudi itu. Apakah menurut mereka, sosok Mesias yang dijanjikan Allah itu harus seperti apa?? Tetapi rupa-rupanya, mereka mengabaikan bukti-bukti otentik bagaimana Yesus Kristus melakukan begitu banyak "keajaiban" dan mujizat, dan justru mereka-reka kesaksian palsu untuk dengan berbagai cara melenyapkan Yesus. Tetapi apakah hanya dengan jalan seperti itu bisa dipenuhi nubuatan tentang penderitaan Kristus?

Dalam proses penangkapan Yesus, beberapa orang hamba Imam Besar merangsek maju bermaksud menangkap Yesus, dan saat itu Petrus menghunus pedang dan menetakkannya ke telinga Malkhus - salah seorang hamba Imam Besar - sampai salah satu telinganya itu putus. Tetapi Yesus berkata:

 

"Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. (Matius 26:52-56).

Ya. Kesengsaraan Yesus sudah dinubuatkan melalui kitab para nabi, salah satunya ada di sini:

 

Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.(Yesaya 53:3-5)

Tertulis, bahwa Ia (Mesias) akan dihina, akan sengsara, akan menderita (ayat 3). Dan tujuan dari semua itu adalah untuk menanggung semua sakit penyakit "kita" . Siksaan, pukulan, deraan, cambukan, meninggalkan jejak bilur-bilur di tubuh Mesias, tetapi justru itulah yang merupakan pertanda bahwa Mesias - dengan kesengsaraan itu - saat ini SUDAH menanggung sakit penyakit "kita" (ayat 4-5).

Kata "kita" saya beri tanda kutip, bermakna relatif. Artinya adalah: bukan semua orang, tetapi HANYA kalangan terbatas, ialah orang-orang Kristen lahir baru yang sudah memiliki pemahaman dan Iman yang benar tentang penderitaan Kristus ini.

Kitab Injil Perjanjian Baru memberikan puluhan bahkan mungkin lebih, contoh orang-orang sakit yang mengalami sembuh oleh jamahan kuasa Yesus Kristus, dan sebagian besar dapat terjadi oleh sebab IMAN yang mereka miliki. Saat ini pun, baik di abad 20 maupun abad 21, banyak kasus sudah membuktikan bagaimana orang-orang yang mau belajar tentang iman kepada kuasa bilur-bilur Yesus benar-benar mengalami kesembuhan, hanya dengan iman kepada Yesus dan kuasa bilur-Nya.

Jadi, kesengsaraan Yesus bukanlah kekalahan Juruselamat, tetapi merupakan kemenangan-Nya terhadap rasa sakit dan penderitaan, yang menghasilkan kuasa kesembuhan bagi umat yang dikasihi-Nya.

Kalau Yesus tidak pernah mau alami kesengsaraan2 itu, maka mungkin saja umat-Nya harus berjuang sendiri untuk atasi berbagai sakit penyakit, sebagaimana keyakinan umat manusia pada umumnya. Apa pepatah: "Ya ikhtiar lah,..."

Seorang wanita yang 12 tahun alami pendarahan, setelah sebelumnya dengan berbagai cara mencari kesembuhan, sampai hartanya "ludes", namun akhirnya dengan jalan iman, mengalami kesembuhan mudah (easy heal), ketika kuasa di dalam Yesus  menyembuhkannya oleh sebab keberadaan iman (Mat 9:20-22). Kisah ini semoga dapat memberi inspirasi kepada Kristen untuk memanfaatkan fasilitas sorgawi ini, yang disediakan Tuhan secara cuma-cuma.

Shalom.

 

 

 

 

__________________

 Tani Desa