Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Stephen's blog

Stephen's picture

Puasa Transformatif

Puasa dimengerti sebagai praktek rohani dengan berpantang makan dan minum. Umat Tuhan berpuasa dengan berbagai alasan (1) saat mendengar berita buruk, Nehemia 1:4, 2 Samuel 1:12, (2)  saat keluarga, sahabat, atau umat sedang sakit, 2 Samuel 12:16, Mazmur 35:13; (3) saat kematian, 1 Samuel 31:13, 2 Samuel 3:35; (4) saat datang bahaya , Ester 4:16, Daniel 6:18, Kis.27:33-34; (5) saat terancam bencana nasional, Hakim 20:26; 2 Taw.20:3; Yoel 1:14; 2:12-15; (6) saat terancam penghakiman, Yeremia 36:9, Yunus 3:5-10; (6) Sebelum mengadakan perjalanan, Esra 8:21-23; (7) saat pengakuan dosa di muka umum, Nehemia 9:1-2, 1 Samuel 7:6; (8) dalam pertobatan pribadi, 1 Raja 21:27-29, Esra 10:6 (9) saat bersyafaat, Daniel 9:3; (10) saat merespon penyataan dari Allah, Daniel 10:1-3, Kisah 9:9 dan (11) ketika mentahbiskan atau mengutus pelayan, Kisah 13:3, 14:23.

Puasa menjadi cara umat berserah sepenuhnya kepada kehendak Allah di waktu tidak berdaya; memohon pertolonganNya saat menghadapi musibah; meminta penyertaanNya menghadapi situasi yang tidak menentu; berharap topangan agar dikuatkan menghadapi tugas dan tanggungjawab serta pengakuan bersalah atas pelanggaran yang memalukan dan menyakitkan hati Allah.

Stephen's picture

Aborsi: tinjauan alkitabiah dan aplikatif

ABORSI: Tinjauan alkitabiah & aplikatif

Pengantar
Ribut soal terbongkarnya praktek aborsi dikalangan pasangan di luar nikah, memantik debat panas: etiskah praktek aborsi itu? Jika etis, dapatkah klinik aborsi beroperasi dengan leluasa? Kalangan agamawan, etikus, para medis, dan para wanita pemilik rahim perlu dipertimbangkan secara cermat pendapatnya. Dengan sengaja saya mengangkat pandangan teologis Norman L. Geisler (2001) tentang Aborsi dan memberikan tanggapan pribadi yang kiranya dapat menjadi masukan bagi siapa saja yang berminat pada soal hidup atau matinya janin yang dikandung seorang wanita. Saya percaya seorang wanita diberi anugerah terbesar oleh Allah sehingga dengan rahimnya, seorang wanita dapat secara pribadi mengalami karya Allah yang ajaib. Kiranya para Kartini modern mengucap syukur atas kodratnya yang mulia saat mengandung, melahirkan dan menyusui.

Tiga sikap dasar
Geisler mengajukan pertanyaan etis: dapatkah dibenarkan untuk mengakhiri kehidupan dalam kandungan melalui aborsi? Pertanyaan sekitar status janin terkait aborsi memunculkan 3 sikap dasar. Pertama, kelompok yang berpendapat bahwa janin adalah bagian dari tubuh manusia sehingga mereka menyetujui aborsi sesuai permintaan. Kedua, kelompok yang berpendapat bahwa janin itu berpotensi menjadi manusia sehingga mereka menyetujui aborsi dalam situasi tertentu. Dan ketiga, kelompok yang berpendapat bahwa janin itu benar-benar manusia sehingga mereka menolak sama sekali aborsi. Ketiga kelompok ini membangun sikap dasarnya dengan argumentasi alkitabiah maupun ilmiah.

Stephen's picture

PERHATIKANLAH HIDUPKU YA ALLAH (Yeremia 18:18-23)

Yeremia berdoa kepada Allah. Namun doanya (Yer. 18:18-23) bukan doa mohon berkat, melainkan mohon pembalasan. Yeremia berdoa agar musuhnya dihukum Allah. Tidakkah cara berdoa Yeremia ini bertentangan dengan hakikat doa itu sendiri? Dapatkah kita berdoa agar orang lain celaka, dapat musibah dan menderita?

Stephen's picture

F.D.E Schleiermacher: Sintesa antara kesalehan dan rasionalitas

F.D.E Schleiermacher: Sintesa antara kesalehan dan rasionalitas

Pengantar
Dalam sejarah kekristenan, telah muncul pemikir-pemikir Kristen (teolog) yang berusaha menerjemahkan firman Allah sesuai konteks jamannya. Dalam rangka studi teologi, penting kita mengetahui pemikiran-pemikiran teolog kontemporer serta mengkritisinya secara cermat. Riwayat hidup dan pemikiran teologi Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher akan diuraikan dalam makalah ini disertai catatan kritis dalam kaitan dengan realitas kehidupan bergereja di Indonesia.

Stephen's picture

Teori Evolusi & Doktrin Kreasi

TEORI EVOLUSI & DOKTRIN KREASI

Pengantar
Salah satu topik yang hangat diperdebatkan pada zaman modern ini ialah pertanyaan bagaimana kehidupan ada di atas dunia ini. Ada dua pilihan dasar: (1) melalui proses yang lambat dan alamiah (teori evolusi) atau (2) melalui perintah Penciptaan versi Alkitab (doktrin penciptaan). Pertanyaan utamanya: berapa lama kehidupan ada di atas planet ini dan siapakah penyebab utamanya? Pertanyaan-pertanyaan itu mengajak kita untuk memahami sejauhmana paradigma iptek modern berhadapan dengan paradigma teologi. Bagaimanakah sepatutnya kita menilai dan menempatkan teori evolusi ilmiah ketika diperhadapkan dengan doktrin penciptaan alkitabiah? Paparan berikut ini menguraikan persoalan tersebut dan menjelaskan sikap yang perlu dikembangkan berkaitan dengan pokok bahasan tentang relasi teologi dan iptek.

Stephen's picture

kemiskinan:perspektif & tanggung jawab kristiani

KEMISKINAN: PERSPEKTIF & TANGGUNGJAWAB KRISTIANI

PENGANTAR
Bulan Maret 2007 yang lalu Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Kegiatan berkala tersebut bertujuan memotret kondisi sosial-ekonomi masyarakat, yang akan menjawab juga posisi terakhir kemiskinan di Indonesia. Angka resmi jumlah masyarakat miskin saat ini menurut Bustanul Arifin dalam tulisannya di harian Kompas 19 Februari 2007 adalah 39,1 juta orang (17,75%) dengan kisaran konsumsi kalori 2.100 kilokalori (kkal) atau garis kemiskinan sekitar Rp. 152.8457 per kapita per bulan; jumlah itu diukur dari beaya memenuhi bahan pokok pangan dan papan minimum.. Jumlah penduduk miskin ternyata semakin bertambah setiap tahun sejak data pada Februari 2005 dengan jumlah 35,10 juta, lalu data pada Maret 2006 ada 39,05 juta sampai data Februari 2007 dengan 39,1 juta penduduk miskin.

Stephen's picture

pluralisme agama dan dialog

PLURALISME AGAMA DAN DIALOG:

Stephen's picture

Perceraian

Cerai yuk! Siapa takut?

Komoditas dan hiburan

Stephen's picture

Kematian

KEMATIAN:
Perspektif dan sikap teologis
Pendahuluan
“Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?” (Ay. 14:14) Pertanyaan
Ayub ini menjelaskan kepada kita bahwa kematian merupakan realitas yang
pasti dihadapi semua manusia tanpa terkecuali. Kematian memberi
kesadaran bagi kita bahwa hidup manusia terbatas. Kematian dapat
dialami siapa saja, besar-kecil, tua-muda, tanpa diduga sama sekali dan
dapat terjadi lebih awal karena kelaparan, sakit penyakit, perang dan
bencana alam. Kematian adalah akhir radikal dari eksistensi manusia1.
Secara iman, kematian dipandang sebagai akibat ketidaktaatan terhadap
Allah.
Stephen's picture

Legalisme

LEGALISME:
Kritik Fletcher dan relevansinya




Fletcher menyebutkan 3 pendekatan dalam pengambilan keputusan etis
yaitu : legalisme, antinomianisme dan situasionisme. Legalisme menurut
Fletcher memiliki pengertian sebagai berikut.

1. Legalisme menjadikan
seseorang memiliki seperangkat aturan dan
peraturan yang siap pakai. Kepentingan utamanya bagaimana yang tersurat
dalam suatu produk hukum diikuti dan diberlakukan. Dalam setiap
persoalan telah tersedia jawaban yang tepat tanpa perlu diragukan lagi
keabsahannya.